Item Response Theory (IRT): Kunci Pembobotan Soal UTBK-SNBT 2025, Bagaimana Cara Kerjanya?
Memahami Item Response Theory (IRT) dalam Penilaian UTBK-SNBT 2025
Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 akan menggunakan metode Item Response Theory (IRT) untuk pembobotan soal. Metode ini telah digunakan sejak seleksi masuk perguruan tinggi negeri masih bernama SBMPTN. Namun, apa sebenarnya IRT itu dan bagaimana penerapannya dalam UTBK-SNBT?
Sekretaris SNPMB, Bekti Cahyo Hidayanto, menjelaskan bahwa IRT diterapkan secara konsisten di semua sesi UTBK. Tujuan utama IRT adalah untuk memberikan bobot yang berbeda pada setiap soal berdasarkan tingkat kesulitannya. Soal yang berhasil dijawab dengan benar oleh banyak peserta dalam satu sesi akan memiliki bobot yang lebih rendah. Sebaliknya, soal yang hanya sedikit dijawab benar oleh peserta secara keseluruhan akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi. Penjelasan ini disampaikan dalam acara Bincang Daring yang disiarkan melalui kanal YouTube SNPMB ID pada Senin, 24 Maret 2025.
"Penggunaan IRT itu adalah untuk memberikan pembobotan soal. Soal yang dijawab banyak benar pada satu sesi yang sama, maka soal itu beratnya menjadi rendah. Soal yang dijawab sedikit benar oleh semua peserta dari Sabang sampai Merauke, maka soal itu akan memiliki bobot yang tinggi," ungkap Bekti.
Dengan kata lain, IRT berusaha untuk mengukur kemampuan peserta secara lebih akurat dengan mempertimbangkan karakteristik setiap soal. Hal ini berbeda dengan sistem penilaian tradisional yang memberikan bobot yang sama untuk semua soal, tanpa memandang tingkat kesulitannya.
Penyetaraan Nilai dan Sistem Block Time UTBK 2025
Mengingat setiap peserta akan mengerjakan soal yang berbeda-beda di setiap sesi UTBK, Bekti menekankan pentingnya penyetaraan nilai. Proses ini dikenal sebagai equating dan menggunakan standar internasional untuk memastikan keadilan bagi semua peserta. Equating akan memberikan penyesuaian yang adil dari perbedaan tingkat kesulitan soal yang diterima oleh peserta yang berbeda.
Panitia SNPMB membutuhkan waktu yang cukup lama setelah pelaksanaan UTBK untuk melakukan proses penghitungan dan komputasi yang kompleks ini. Tujuannya adalah untuk menyetarakan nilai antar sesi dan memberikan bobot yang tepat pada setiap soal yang dikerjakan oleh peserta.
Selain itu, UTBK 2025 akan menerapkan sistem block time. Dalam sistem ini, peserta harus menyelesaikan satu bagian ujian (subtes) dalam alokasi waktu yang ditentukan sebelum melanjutkan ke subtes berikutnya. Peserta tidak dapat kembali ke subtes sebelumnya setelah waktu yang dialokasikan habis.
Lebih lanjut, soal yang diterima setiap peserta akan berbeda, bahkan dengan peserta yang duduk berdekatan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kecurangan dan memastikan bahwa setiap peserta diuji dengan kemampuan mereka sendiri.
Singkatnya, implementasi IRT, sistem equating, dan sistem block time dalam UTBK-SNBT 2025 bertujuan untuk menciptakan sistem seleksi yang adil, akurat, dan transparan bagi semua calon mahasiswa.
Ringkasan Poin Penting UTBK-SNBT 2025:
- IRT (Item Response Theory): Metode pembobotan soal berdasarkan tingkat kesulitan.
- Equating:** Proses penyetaraan nilai antar sesi UTBK.
- Sistem Block Time: Pembatasan waktu per subtes dan larangan kembali ke subtes sebelumnya.
- Perbedaan Soal: Setiap peserta mendapatkan soal yang berbeda.
Dengan memahami mekanisme penilaian UTBK-SNBT 2025, diharapkan para calon mahasiswa dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meraih hasil yang optimal.