Tragedi Bogor: Keponakan Akui Pembunuhan Tante Melalui Pesan Singkat dan Laporan ke Satpam
Tragedi keluarga mengguncang Kota Bogor setelah seorang keponakan, Rezky Fauzan (28), mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap bibinya, Evi Latifah (58). Pengakuan ini tidak hanya diungkapkan kepada pihak berwajib, tetapi juga disebarkan melalui pesan singkat kepada teman-temannya dan laporan langsung kepada petugas keamanan setempat.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi, mengungkapkan bahwa setelah melakukan serangkaian tindakan kekerasan yang fatal terhadap korban, Rezky sempat mengambil foto dan mengirimkannya kepada teman-temannya melalui aplikasi WhatsApp. Dalam pesan tersebut, ia mengakui perbuatannya yang mengerikan.
"Setelah dia (Rezky) melakukan pemukulan bertubi-tubi, dia sempat memfoto dan dia kirimkan ke teman-temannya (melalui whatsapp), dan mengaku bahwa dia telah membunuh tantenya," kata AKP Aji Riznaldi.
Menurut keterangan polisi, sebelum kejadian tragis ini, Rezky memiliki rencana untuk bertemu dengan teman-temannya. Namun, ia diminta untuk mencuci piring terlebih dahulu, yang kemudian memicu perdebatan sengit dan berujung pada tindakan pembunuhan.
"Jadi memang tersangka ini sebelum kejadian pembunuhan janjian sama teman-temannya untuk kumpul-kumpul. Nah, karena dia disuruh dulu mencuci piring itu sehingga dia tidak bisa cepat kumpul sama temennya," jelas AKP Aji.
Tidak hanya itu, pelaku juga melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan yang bertugas di sekitar tempat tinggalnya. Laporan ini kemudian diteruskan kepada ketua RT setempat, yang kemudian menghubungi pihak kepolisian. Rezky pun berhasil diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini.
Motif pembunuhan sendiri diduga kuat dipicu oleh rasa kesal Rezky karena disuruh mencuci piring. Percekcokan yang terjadi kemudian berujung pada tindakan kekerasan yang fatal.
"Awal kejadian atau kronologinya pelaku atau tersangka ini diminta untuk mencuci piring oleh tantenya. Kemudian dengan ada sedikit percekcokan, tantenya mencipratkan air ke muka tersangka, sehingga tersangka tidak terima dan (membalas) melemparkan spons alat mencuci piring ke arah muka korban," ungkap AKP Aji.
Perdebatan kecil ini kemudian memuncak menjadi tindakan brutal. Korban dipukuli secara bertubi-tubi di bagian wajah hingga mengalami luka parah dan akhirnya meninggal dunia di tempat kejadian.
"Pada saat itu kemudian tersangka melakukan pemukulan secara brutal, bertubi-tubi ke arah wajah korban, sehingga mengakibatkan korban bercucuran darah mendapatkan luka serius di wajah dan akhirnya meninggal dunia," imbuh AKP Aji.
Berikut adalah rangkuman kronologis kejadian:
- Permintaan Mencuci Piring: Korban meminta pelaku untuk mencuci piring.
- Percekcokan: Terjadi perdebatan yang memanas antara korban dan pelaku.
- Pemicu Emosi: Korban menyiramkan air ke wajah pelaku, yang memicu kemarahan.
- Serangan Brutal: Pelaku memukul korban secara bertubi-tubi di bagian wajah.
- Kematian Korban: Korban mengalami luka parah dan meninggal dunia di lokasi.
- Pengakuan: Pelaku mengirim pesan pengakuan kepada teman-temannya dan melapor ke satpam.
- Penangkapan: Polisi mengamankan pelaku dan menetapkannya sebagai tersangka.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga komunikasi dan mengelola emosi dalam hubungan keluarga. Pemicu sekecil apapun dapat berujung pada tragedi jika tidak ditangani dengan bijak.