Arus Balik Lebaran: Penumpang Kapal Feri Bakauheni-Merak Mengeluhkan Kepadatan dan Fasilitas Minim

Kepadatan Penumpang Warnai Arus Balik di Pelabuhan Bakauheni

Arus balik Lebaran 2025 masih terasa di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Ribuan pemudik terus berdatangan untuk menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten, pada Senin (7/4/2025) atau H+7 Lebaran. Pemandangan padat terlihat di kantong-kantong parkir dermaga, di mana para penumpang memadati area tersebut sebelum naik ke kapal feri reguler.

Kondisi di dalam kapal feri pun tak jauh berbeda. Berdasarkan pantauan, ratusan penumpang memadati setiap sudut kapal yang melayani rute Bakauheni-Merak. Saking padatnya, banyak pemudik terpaksa duduk di lantai kapal karena seluruh kursi penumpang telah terisi penuh. Kelelahan tampak jelas di wajah para pemudik yang ingin segera kembali ke tempat tinggal masing-masing setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.

Keluhan Penumpang Terkait Fasilitas yang Tidak Memadai

Kepadatan penumpang ini berdampak pada kenyamanan dan fasilitas yang tersedia di kapal. Beberapa pemudik mengeluhkan kondisi ini, terutama terkait fasilitas toilet yang tidak sebanding dengan jumlah penumpang. Dita, seorang pemudik asal Palembang yang hendak kembali ke Jakarta, menceritakan pengalamannya.

"Saya berangkat dari Bakauheni sekitar pukul 10 malam. Kapalnya penuh sekali, hampir semua tempat duduk terisi. Bahkan banyak pemudik yang duduk lesehan di lantai," ujarnya. Dita juga menambahkan bahwa antrean panjang mengular di depan toilet, terutama saat perjalanan memasuki tengah malam. "Antrean ke toilet sangat panjang, bisa mencapai 50 hingga 100 orang. Padahal, toilet yang tersedia hanya dua di dek yang saya tempati. Banyak anak-anak kecil yang ikut antre, bahkan ada yang menangis karena sudah tidak tahan," ungkapnya.

Selain antrean panjang, Dita juga mengeluhkan kondisi toilet yang kurang bersih. "Karena banyak yang menggunakan, toilet cepat kotor. Saya sampai harus menahan diri cukup lama karena tidak sanggup melihat kondisi toiletnya," imbuhnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Tri, pemudik lainnya. Ia mengaku tidak nyaman dengan kondisi kapal yang sangat padat. "Sulit sekali untuk ke toilet, jadi terpaksa kami menahan buang air kecil sampai kapal berlabuh. Kami menahan selama sekitar 3 jam," katanya.

Evaluasi dan Perbaikan Fasilitas Mendesak Dilakukan

Pengalaman yang dialami oleh Dita dan Tri menjadi gambaran betapa pentingnya evaluasi dan perbaikan fasilitas di kapal feri, terutama saat terjadi lonjakan penumpang seperti pada musim arus balik Lebaran. Ketersediaan toilet yang memadai dan kebersihan yang terjaga adalah hal yang mendesak untuk diperhatikan demi kenyamanan para penumpang. Selain itu, pengaturan antrean dan penambahan personel kebersihan juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

Para pemudik berharap agar pihak terkait dapat segera mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas di kapal feri, sehingga perjalanan mereka menjadi lebih nyaman dan aman.