Kecelakaan Tunggal di Tol Krian-Gresik: Pengemudi BMW Terjebak Navigasi Digital

Insiden Tragis di Ruas Tol Krian-Gresik: Mengikuti Arahan Digital Berujung Petaka

Sebuah insiden kecelakaan tunggal menimpa sebuah mobil BMW di ruas Tol Krian-Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (6/5/2025). Kejadian ini menjadi viral di media sosial setelah video yang memperlihatkan mobil mewah tersebut terjun bebas dari jalan tol yang belum sepenuhnya rampung beredar luas.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk akun Instagram Surabaya Terkini, peristiwa ini bermula ketika pengemudi BMW tersebut melaju dari arah Krian menuju Bunder. Pengemudi, yang tidak disebutkan namanya, diduga kuat terlalu mengandalkan aplikasi navigasi Google Maps sebagai penunjuk arah.

Aplikasi tersebut mengarahkan pengemudi untuk terus melaju lurus, meskipun terdapat penghalang (barrier) yang jelas menandakan jalan belum dapat dilalui. Ironisnya, pengemudi nekat menerobos penghalang tersebut karena melihat celah yang dianggap cukup untuk dilewati oleh mobilnya.

Tanpa disadari, pengemudi BMW tersebut telah memasuki ruas Tol Krian-Gresik yang belum tersambung dengan Tol Manyar. Akibatnya, mobil sedan mewah buatan Jerman itu terjun bebas dan sempat melayang di udara sejauh kurang lebih 10 meter sebelum akhirnya terhempas ke bawah.

Beruntung, pengemudi dan penumpang mobil hanya mengalami luka ringan dalam insiden tersebut. Namun, kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kewaspadaan dan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi navigasi.

Tanggapan Ahli Keselamatan Berkendara

Menanggapi insiden ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menekankan pentingnya pengamanan maksimal dan pengecekan berkala terhadap fasilitas jalan yang belum memenuhi syarat atau belum diresmikan. Ia juga menyoroti pentingnya pemahaman pengemudi tentang teknik berkendara yang benar.

"Adanya pembatas atau penghalang seharusnya membuat pengemudi curiga dan melambatkan laju kendaraannya. Setelah itu, berhenti untuk memastikan keamanan, memeriksa kembali Google Maps untuk memastikan arah, dan melihat kondisi di depan dengan lampu jauh. Jangan memaksakan diri, jika tidak yakin, lebih baik putar balik atau maju perlahan," ujar Sony saat dihubungi oleh media.

Sony menambahkan bahwa aplikasi peta digital seperti Google Maps hanyalah alat bantu navigasi, bukan pengganti kemampuan pengemudi dalam memahami kondisi jalan dan lingkungan sekitar.

"Berkendara tidak hanya sekadar memutar setir atau menginjak pedal gas dan rem, tetapi juga harus mampu membaca potensi bahaya. Langkah-langkah pencegahan akan mudah dilakukan jika didasari dengan niat dan konsistensi. Karena kesalahan arah yang berujung kecelakaan, meskipun menggunakan Google Maps, 90 persen disebabkan oleh kesalahan pengemudi," tegasnya.

Pembelajaran Penting dari Insiden Ini

Insiden BMW yang terjun bebas dari Tol Krian-Gresik ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dan tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi navigasi saat berkendara. Kewaspadaan, pemahaman tentang kondisi jalan, dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat adalah kunci keselamatan di jalan raya.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diingat:

  • Jangan sepenuhnya percaya pada aplikasi navigasi. Selalu perhatikan rambu lalu lintas dan kondisi jalan di sekitar Anda.
  • Waspadalah terhadap jalan yang belum selesai atau belum diresmikan. Biasanya, jalan-jalan tersebut memiliki penghalang atau rambu peringatan.
  • Jika Anda ragu, berhenti dan periksa kembali. Lebih baik terlambat daripada celaka.
  • Pahami teknik berkendara yang benar. Ini termasuk kemampuan membaca potensi bahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, kita dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya dan menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman bagi semua.