Anjlok Massal! Pasar Saham Asia Terguncang Akibat Kebijakan Tarif Impor AS

Pasar Saham Asia Bergejolak Akibat Tarif Impor AS

Senin (7/4/2025) menjadi hari yang kelabu bagi pasar saham di kawasan Asia. Sejumlah bursa saham utama mengalami penurunan signifikan, merespons kekhawatiran atas implementasi kebijakan tarif impor baru oleh Amerika Serikat.

Sentimen negatif ini dipicu oleh aksi balasan China terhadap kebijakan perdagangan AS sebelumnya, yang semakin memperburuk tensi dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang global. Para investor khawatir bahwa perang dagang yang berkepanjangan akan menghambat pertumbuhan ekonomi global dan memicu resesi.

Penurunan Signifikan di Berbagai Bursa Asia

  • Hang Seng (Hong Kong): Indeks Hang Seng mencatat penurunan terdalam, anjlok sebesar 8,74 persen atau 1.996,81 poin, dan berakhir di level 20.853,00. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak kebijakan tarif AS terhadap perusahaan-perusahaan Hong Kong yang memiliki hubungan dagang erat dengan AS dan China.
  • Shanghai Composite (Tiongkok): Indeks Shanghai Composite juga mengalami penurunan signifikan sebesar 6,17 persen atau 206,22 poin, dan berada di level 3.135,78. Penurunan ini menunjukkan bahwa investor di Tiongkok juga merasakan dampak negatif dari ketegangan perdagangan yang meningkat.
  • Nikkei 225 (Jepang): Indeks Nikkei 225 tak luput dari dampak negatif sentimen pasar. Indeks acuan bursa saham Tokyo ini turun sebesar 6,03 persen atau 2.035,58 poin, berakhir di level 31.745,00.
  • Kospi (Korea Selatan): Indeks Kospi juga mengalami tekanan, meskipun tidak separah bursa lainnya. Indeks ini turun 0,86 persen atau 21 poin, dan berada di level 2.465.
  • Strait Times (Singapura): Indeks Strait Times juga mencatat penurunan signifikan sebesar 6,28 persen atau 240 poin, dan berakhir di level 3.585.
  • Kuala Lumpur Composite (Malaysia): Indeks Kuala Lumpur Composite (KLCI) mengalami penurunan sebesar 5,36 persen atau 81 poin, dan berada di level 1.423.
  • ASX 200 (Australia): Indeks ASX 200 juga mengalami penurunan sebesar 3,75 persen atau 288 poin, dan berada di level 7.380.

India Mencuri Perhatian dengan Kenaikan Tipis

Di tengah sentimen negatif yang melanda sebagian besar bursa saham Asia, indeks BSE India justru mencatat kenaikan tipis sebesar 0,10 persen atau 76 poin, dan berada di level 73.961. Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar saham India memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap sentimen negatif global, atau mungkin investor melihat potensi pertumbuhan ekonomi India yang lebih kuat.

Dampak dari Wall Street

Sebelumnya, bursa saham Wall Street di Amerika Serikat juga mengalami penurunan tajam pada hari Jumat (4/4/2025), menyusul pembalasan tarif oleh China. Dow Jones Industrial Average anjlok 5,5 persen, penurunan terbesar sejak pandemi COVID-19. Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, juga mengalami penurunan signifikan. Penurunan di Wall Street ini memperburuk sentimen negatif di pasar saham Asia.

Prospek ke Depan

Perkembangan situasi perdagangan antara AS dan China akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi kinerja pasar saham global. Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan, perang dagang yang berkepanjangan dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global dan stabilitas pasar keuangan. Investor disarankan untuk berhati-hati dan memantau perkembangan situasi dengan seksama.