Ruben Amorim Kritik Derby Manchester Tanpa Gol: Minim Hiburan dan Kualitas Serangan Buruk

Amorim Kritik Kualitas Derby Manchester yang Buntu

Pertandingan Derby Manchester jilid kedua musim 2024/2025 yang berlangsung di Old Trafford, Minggu (6/4/2025), berakhir dengan skor imbang 0-0. Hasil ini memicu reaksi keras dari Manajer Manchester United, Ruben Amorim, yang menyebut laga tersebut membosankan dan minim hiburan.

Duel yang mempertemukan dua rival sekota ini memang minim aksi-aksi berbahaya. Meskipun statistik mencatat Manchester United melakukan 13 percobaan dengan 2 tembakan tepat sasaran, dan Manchester City dengan 9 percobaan serta 5 tembakan tepat sasaran, kualitas peluang yang diciptakan kedua tim jauh dari harapan. Hal ini tercermin dari nilai expected goals (xG) yang bahkan tidak mencapai angka 1 untuk masing-masing tim.

Manchester City, yang mendominasi penguasaan bola hingga 60%, hanya mampu 15 kali memasuki kotak penalti Manchester United. Sementara itu, tuan rumah sedikit lebih baik dengan 29 sentuhan di area pertahanan The Citizens. Namun, dominasi dan intensitas serangan yang rendah membuat pertandingan terasa monoton dan kurang greget.

"Kami mengakui bahwa kami tidak berada dalam performa terbaik untuk memberikan hiburan kepada para penggemar," ungkap Amorim kepada ESPN seusai pertandingan.

Amorim menambahkan, "Saya pikir ini mungkin salah satu derby terburuk dalam sejarah. Manchester City, setelah meraih banyak kesuksesan sebelumnya, kini terlihat mengalami penurunan. Atmosfer pertandingan juga berbeda ketika kami tidak memiliki target untuk memenangkan trofi besar. Penting untuk melihat konteks pertandingan ini."

Kritik pedas dari Amorim ini mencerminkan kekecewaan banyak pihak terhadap kualitas Derby Manchester kali ini. Laga yang diharapkan menjadi tontonan menarik dan penuh tensi tinggi, justru berakhir dengan skor kacamata dan permainan yang mengecewakan.

Sorotan Terhadap Statistik dan Performa Tim

Lebih lanjut, pengamat sepak bola menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan pertandingan berjalan membosankan:

  • Minimnya Kreativitas: Kedua tim kesulitan menciptakan peluang-peluang berbahaya dan seringkali buntu di lini pertahanan lawan.
  • Kurangnya Intensitas: Tempo permainan cenderung lambat dan kurang greget, terutama di lini tengah.
  • Performa Individu yang Kurang Optimal: Beberapa pemain kunci di kedua tim tampil di bawah performa terbaiknya, sehingga mengurangi daya gedor tim.

Derby Manchester edisi ke-196 ini menjadi catatan kelam dalam sejarah pertemuan kedua tim. Para penggemar berharap agar pertandingan-pertandingan berikutnya dapat menyajikan tontonan yang lebih menarik dan menghibur.