Dialog Eksklusif di Hambalang: Prabowo Subianto Dikritisi Pemred Soal RUU TNI, Represi Aparat, dan Teror Tempo

Prabowo Subianto Dihadapkan pada Pertanyaan Kritis Pemimpin Redaksi di Hambalang

Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat, sejumlah pemimpin redaksi (pemred) media nasional berkesempatan untuk berdialog langsung dengan presiden terpilih tersebut. Pertemuan yang berlangsung pada Minggu, 6 April 2025, menjadi ajang bagi para pemred untuk menyampaikan berbagai isu krusial yang menjadi perhatian publik.

Najwa Shihab, Founder Narasi, mengungkapkan bahwa suasana pertemuan tersebut sangat terbuka. Para jurnalis senior diberikan kebebasan untuk mengajukan pertanyaan secara spontan, tanpa perlu menyerahkan daftar pertanyaan terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan dialog yang jujur dan mendalam mengenai berbagai permasalahan bangsa.

Sorotan Tajam pada RUU TNI, Represi Aparat, dan RUU Polri

Salah satu isu utama yang menjadi sorotan adalah Revisi Undang-Undang (RUU) TNI yang kontroversial. RUU ini menuai kritik karena dianggap berpotensi memperluas kewenangan TNI dan mengancam supremasi sipil. Para pemred juga menanyakan tanggapan Prabowo mengenai tindakan represif aparat kepolisian dalam menangani demonstrasi yang terjadi di berbagai kota.

"Dari mulai isu yang ramai kemarin UU TNI, demonstrasi, bagaimana perlakuan aparat yang represif terhadap para demonstran terhadap... Termasuk paramedis pada saat kemarin demo yang berlangsung di puluhan kota," ujar Najwa Shihab.

Selain itu, RUU Polri yang sedang digodok juga menjadi perhatian. Muncul kekhawatiran bahwa RUU ini justru akan memperluas kewenangan polisi tanpa diimbangi dengan mekanisme pengawasan yang memadai. Para pemred menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap aparat penegak hukum untuk mencegah penyalahgunaan wewenang.

Teror Kepala Babi Tempo dan Komunikasi Pemerintah yang Amburadul

Isu sensitif lainnya yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah teror yang dialami oleh media, khususnya kasus pengiriman kepala babi ke kantor redaksi Tempo. Para pemred menanyakan tanggapan Prabowo mengenai insiden tersebut, serta respons Istana yang dinilai tidak pantas.

"Ditanya juga bagaimana Pak Prabowo lihat teror yang terjadi pada media, terutama spesifiknya pada teman-teman Tempo yang dikirim kepala babi," kata Najwa.

Komunikasi pemerintah yang dinilai amburadul juga menjadi sorotan. Prabowo mengakui bahwa komunikasi pemerintah masih perlu ditingkatkan agar lebih efektif dan transparan.

Isu Ekonomi dan Birokrasi Tak Luput dari Perhatian

Selain isu-isu politik dan keamanan, para pemred juga menanyakan berbagai isu ekonomi yang sedang hangat, seperti kebijakan tarif Amerika Serikat dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan ancaman pengangguran juga menjadi perhatian.

Isu-isu lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain proyek Danantara dan reformasi birokrasi.

Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut menunjukkan komitmen Prabowo Subianto untuk membuka diri terhadap kritik dan masukan dari berbagai pihak, termasuk media. Dialog yang terbuka dan jujur diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan yang tepat dan menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa.