Banjir Jakarta: Gubernur Pramono Jelaskan Penyebab dan Langkah Antisipasi

Banjir Jakarta: Gubernur Pramono Jelaskan Penyebab dan Langkah Antisipasi

Gubernur DKI Jakarta, Pramono, memberikan penjelasan terkait banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan menyebabkan warga mengungsi di GOR Otista, Jakarta Timur. Penjelasan ini disampaikan langsung kepada warga yang tengah mengungsi, merespon pertanyaan mereka mengenai penyebab banjir yang dinilai lebih parah dari kejadian serupa di masa lalu. Salah seorang warga mempertanyakan mengapa banjir kali ini jauh lebih dahsyat dibandingkan banjir yang terjadi dalam lima tahun terakhir.

Pramono menjelaskan bahwa intensitas hujan yang sangat tinggi menjadi faktor utama penyebab banjir. Curah hujan yang melebihi 150 milimeter (mm) dalam waktu singkat, menurutnya, hampir selalu berujung pada banjir di Jakarta. Situasi diperparah dengan curah hujan di wilayah Bogor dan sekitarnya yang bahkan mencapai lebih dari 200 mm. Tingginya curah hujan ini terlihat dari debit air di Pintu Air Manggarai yang mencapai 850 sentimeter, atau status siaga 2. Sungai Ciliwung, yang berhulu di Bogor, membawa volume air yang signifikan hingga ke Jakarta, memperburuk kondisi banjir di ibukota.

Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menangani bencana ini. Ia mengatakan telah melakukan peninjauan lapangan bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air, Kepala Dinas Sosial, dan Wali Kota terkait untuk memantau situasi di lapangan dan di Pintu Air Manggarai. Sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi dampak hujan lebat di masa mendatang, Pemprov DKI Jakarta berencana untuk melakukan modifikasi cuaca. Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan hujan agar turun di laut, bukan di wilayah daratan Jakarta, sehingga dapat meminimalisir dampak banjir di wilayah perkotaan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah bersiap menghadapi potensi hujan lebat yang diperkirakan berlangsung pada periode 11-20 Maret 2025, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pramono menekankan bahwa informasi ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai dasar ilmiah untuk melakukan antisipasi dan meminimalisir dampak buruk. Pihaknya berkomitmen untuk mengerahkan segala upaya agar banjir tidak terulang kembali. Gubernur juga menghimbau warga yang masih memiliki keluhan terkait pelayanan penanganan banjir untuk langsung menyampaikannya kepada Wali Kota setempat, dengan jaminan akan ditindaklanjuti secara serius.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus berupaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, khususnya banjir, dan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Langkah-langkah yang telah dan akan diambil diharapkan mampu mengurangi risiko banjir di masa mendatang dan meningkatkan perlindungan bagi warga Jakarta.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan Gubernur Pramono:

  • Intensitas hujan tinggi (lebih dari 150 mm) sebagai penyebab utama banjir.
  • Curah hujan di Bogor dan sekitarnya mencapai lebih dari 200 mm, memperparah kondisi banjir.
  • Debit air Pintu Air Manggarai mencapai 850 sentimeter (siaga 2).
  • Rencana modifikasi cuaca untuk mengarahkan hujan ke laut.
  • Kesiapsiagaan menghadapi potensi hujan lebat 11-20 Maret 2025.
  • Imbauan kepada warga untuk melaporkan keluhan pelayanan kepada Wali Kota.