Arus Balik Lebaran 2025: Lebih dari Separuh Pemudik Kembali ke Jabodetabek, Kapolri Pantau Langsung Kesiapan Infrastruktur
Arus Balik Lebaran 2025: Lebih dari Separuh Pemudik Kembali ke Jabodetabek, Kapolri Pantau Langsung Kesiapan Infrastruktur
Puncak arus balik Lebaran 2025 tengah berlangsung, menandai berakhirnya masa libur panjang dan kembalinya masyarakat ke aktivitas rutin. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa lebih dari separuh pemudik telah kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hingga Minggu (6/4/2025).
Kapolri bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan pemantauan udara terhadap arus balik di sepanjang tol Trans Jawa. Setelah pemantauan udara, rombongan mendarat dan melakukan inspeksi langsung di Gerbang Tol (GT) Cikatama KM 70 Karawang, titik krusial dalam arus balik.
Situasi di GT Cikatama pada Minggu siang menunjukkan peningkatan volume kendaraan yang signifikan. Antrean panjang dan kepadatan lalu lintas terjadi di sekitar gerbang tol, khususnya dari arah Cirebon menuju Jakarta. Peningkatan volume kendaraan ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat bergegas kembali ke perantauan untuk beraktivitas kembali setelah menikmati libur lebaran bersama keluarga.
Dalam konferensi pers di Kantor Jasa Marga di sekitar GT Cikatama, Kapolri menjelaskan bahwa puncak arus balik diperkirakan terjadi sejak Sabtu hingga Minggu. Data menunjukkan bahwa 52% pemudik telah kembali ke Jabodetabek melalui empat gerbang tol utama, yaitu:
- GT Cikatama
- GT Kalitama
- GT Cikupa
- GT Ciawi
Kapolri juga menyampaikan bahwa jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek melalui empat gerbang utama mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, tercatat 2,1 juta kendaraan, sementara pada tahun 2025 meningkat menjadi 2.167.702 kendaraan atau naik 0,6%.
Meski terjadi peningkatan jumlah kendaraan, waktu tempuh perjalanan justru mengalami penurunan. Rute dari GT Cikatama hingga GT Kalikangkung yang sebelumnya memakan waktu 5 jam 45 menit, kini dapat ditempuh dalam waktu 5 jam 6 menit. Hal ini menunjukkan efektivitas rekayasa lalu lintas yang diterapkan oleh pihak kepolisian dan Jasa Marga.
"Sebelumnya dilakukan one way nasional kita menerapkan rekayasa baru yakni one way lokal kita laksanakan dari kemarin malam, kita geser mulai tadi di Jawa barat dan nyambung ke Jateng, tadi pagi kita sambung semuanya secara nasional," tutur Kapolri.
Untuk mengurai kepadatan, pihak kepolisian telah menerapkan berbagai strategi rekayasa lalu lintas, termasuk sistem one way lokal yang dimulai dari Jawa Barat dan kemudian diperluas hingga Jawa Tengah, hingga akhirnya diberlakukan secara nasional. Strategi ini terbukti efektif dalam memperlancar arus balik dan memangkas waktu tempuh perjalanan.
Kepadatan di Jalur Nagreg
Selain di jalan tol, kepadatan kendaraan juga terjadi di Jalan Raya Lingkar Barat Nagreg. Kendaraan mengular hingga beberapa kilometer akibat peningkatan volume kendaraan yang signifikan. Kondisi cuaca di wilayah tersebut pada Minggu siang juga kurang mendukung, dengan hujan yang memaksa pemudik sepeda motor mengenakan jas hujan atau berteduh di tempat-tempat aman.
Koordinator Humas Pos Pengamanan Lebaran Dishub Kabupaten Bandung, Eric Alam Prabowo, melaporkan bahwa hingga pukul 14.00 WIB, sebanyak 72.783 kendaraan telah melintas ke arah Bandung. Sementara itu, kendaraan yang mengarah ke Garut dan Tasikmalaya tercatat sebanyak 36.084 kendaraan. Total kendaraan dari kedua arah mencapai 108.867 kendaraan.
Dishub Kabupaten Bandung memprediksi bahwa peningkatan volume kendaraan akan terus terjadi hingga malam hari dan puncak arus balik di jalur selatan Nagreg diperkirakan terjadi pada hari Minggu.