Lonjakan Harga Bawang di Sikka Jelang Ramadhan: Stok Menipis, Petani Diminta Tingkatkan Produksi
Lonjakan Harga Bawang di Sikka Jelang Ramadhan: Stok Menipis, Petani Diminta Tingkatkan Produksi
Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami kenaikan harga bawang merah dan putih menjelang bulan suci Ramadhan. Kenaikan harga yang signifikan ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PKUKM) Kabupaten Sikka, harga bawang merah dan putih yang sebelumnya stabil di angka Rp 30.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp 35.000 per kilogram. Lonjakan harga sebesar Rp 5.000 per kilogram ini turut disertai kenaikan harga cabai, menambah beban pengeluaran masyarakat di tengah persiapan menyambut Ramadhan.
Kepala Dinas PKUKM Kabupaten Sikka, Verdy Lepe, mengungkapkan bahwa penyebab utama kenaikan harga ini adalah berkurangnya stok bawang di pasaran. Produksi lokal dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sikka, sehingga daerah tersebut masih sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah. Ketergantungan ini, menurut Verdy Lepe, menjadi faktor krusial yang menyebabkan harga mudah terpengaruh fluktuasi pasar di tingkat nasional. Belum ada kepastian kapan harga bawang dan cabai akan kembali normal, meskipun Verdy Lepe berharap situasi tersebut dapat membaik dalam waktu dekat.
"Kenaikan harga ini memang fluktuatif, dan kita belum bisa memastikan kapan akan kembali normal," ujar Verdy Lepe saat diwawancarai di Maumere pada Kamis (6/3/2025). "Harapannya, minggu ini sudah mulai stabil. Namun, ketergantungan kita pada pasokan luar daerah masih tinggi," tambahnya. Ia menekankan pentingnya peningkatan produksi bawang dan cabai di daerah untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
Lebih lanjut, Verdy Lepe juga menyerukan perlunya optimalisasi lahan pertanian di Kabupaten Sikka. Ia mendorong para petani untuk lebih banyak menanam komoditas hortikultura, khususnya bawang merah dan putih serta cabai. Dengan peningkatan produksi lokal, diharapkan dapat menekan harga dan menstabilkan pasokan di pasaran. Langkah ini dinilai sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan fluktuasi harga komoditas penting ini.
Pemerintah Kabupaten Sikka, melalui Dinas PKUKM, berjanji akan terus memantau perkembangan harga di pasaran dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik. Selain itu, berbagai program peningkatan kapasitas petani dan penyediaan bantuan pertanian juga akan terus digalakkan agar produktivitas pertanian lokal meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Sikka.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Kenaikan harga: Bawang merah dan putih naik Rp 5.000 per kilogram, menjadi Rp 35.000 per kilogram.
- Penyebab kenaikan: Stok bawang dan cabai menipis di pasaran, produksi lokal tidak mencukupi.
- Ketergantungan luar daerah: Sikka sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah.
- Solusi jangka panjang: Peningkatan produksi lokal melalui optimalisasi lahan pertanian dan dukungan kepada petani.
- Harapan: Harga bawang dan cabai diharapkan kembali normal dalam waktu dekat.