Arus Balik Lebaran, Penjualan Mangga Indramayu Merosot Tajam

Merosotnya penjualan oleh-oleh khas Indramayu menjadi perhatian utama di tengah hiruk pikuk arus balik Lebaran tahun ini. Di sepanjang jalur Pantura Indramayu, yang biasanya ramai oleh pembeli oleh-oleh, para pedagang kini merasakan dampak penurunan yang signifikan. Salah satu produk unggulan daerah ini, buah mangga Indramayu yang terkenal, mengalami penurunan permintaan yang cukup drastis.

Di pusat-pusat oleh-oleh, seperti di kawasan U-turn Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, terlihat pemudik yang melintas dari arah Cirebon menuju Jakarta berhenti untuk mencari buah tangan. Namun, perhatian mereka lebih tertuju pada jajanan lain seperti kerupuk melarat, ikan asin, dan terasi. Warna hijau dan kuning mangga yang biasanya menarik perhatian, kini kurang diminati oleh para pembeli.

Menurut Riki (50), seorang pedagang oleh-oleh di kawasan tersebut, keramaian pengunjung sudah mulai terasa sejak H+4 Lebaran. Meskipun demikian, antusiasme terhadap mangga Indramayu jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Mayoritas pembeli mencari ikan asin, terasi, dan kerupuk melarat. Kalau mangga sih kurang peminat," ujarnya.

Padahal, stok mangga saat ini sedang melimpah dan harganya pun relatif terjangkau, sekitar Rp20 ribu per kilogram. Riki mengaku hanya berani menyetok sekitar 5 kuintal mangga untuk musim arus balik ini, termasuk jenis mangga cengkir, mangga gajah, dan gedong gincu. Penjualan mangga pun hanya beberapa kilogram saja per hari, jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 5 kuintal sehari. "Kalau lagi ramai paling maksimal 40 kilogram sampai setengah kuintal. Tapi kalau tahun kemarin bisa tembus 5 kuintal sehari," ungkapnya.

Penurunan penjualan mangga ini berdampak langsung pada omset yang diperoleh Riki. Jika tahun lalu ia bisa mendapatkan hingga Rp5 juta sehari, kini hanya sekitar Rp2 juta. Kondisi ini tentu menjadi perhatian bagi para pedagang oleh-oleh di Indramayu, yang berharap agar penjualan bisa kembali meningkat di hari-hari mendatang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Penjualan Mangga:

Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab penurunan penjualan mangga Indramayu pada musim arus balik Lebaran tahun ini. Di antaranya:

  • Preferensi Konsumen: Pemudik mungkin lebih memilih oleh-oleh yang lebih tahan lama dan mudah dibawa, seperti kerupuk, ikan asin, dan terasi.
  • Persaingan: Munculnya berbagai macam oleh-oleh modern dan kekinian mungkin mengalihkan perhatian pemudik dari oleh-oleh tradisional seperti mangga.
  • Kondisi Ekonomi: Situasi ekonomi yang kurang stabil mungkin membuat pemudik lebih berhemat dan memilih oleh-oleh yang lebih murah.
  • Kurangnya Promosi: Promosi yang kurang gencar terhadap mangga Indramayu sebagai oleh-oleh khas daerah mungkin menjadi penyebab kurangnya minat pembeli.

Upaya yang Bisa Dilakukan:

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pedagang, dan petani mangga. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan Kualitas Produk: Memastikan kualitas mangga yang dijual tetap terjaga dan menawarkan variasi produk yang menarik.
  • Melakukan Promosi yang Lebih Gencar: Mempromosikan mangga Indramayu sebagai oleh-oleh khas daerah melalui berbagai media, termasuk media sosial dan platform e-commerce.
  • Menjalin Kemitraan dengan Pihak Terkait: Bekerjasama dengan agen perjalanan, hotel, dan restoran untuk mempromosikan mangga Indramayu kepada wisatawan.
  • Memberikan Pelatihan kepada Pedagang: Memberikan pelatihan kepada pedagang mengenai cara menjual dan mengemas mangga dengan baik.

Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut, penjualan mangga Indramayu dapat kembali meningkat dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi para pemudik dan wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.