Arus Balik Picu Penurunan Okupansi Hotel di Malang Usai Libur Lebaran

Malang Alami Penurunan Okupansi Hotel Seiring Berakhirnya Libur Lebaran

Kota Malang, Jawa Timur, mulai merasakan dampak arus balik Lebaran 2025. Setelah menikmati puncak kunjungan wisatawan selama periode libur panjang, tingkat hunian hotel di kota ini menunjukkan penurunan signifikan sejak Minggu, 6 April 2025.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, mengonfirmasi tren ini. "Puncak kedatangan wisatawan terjadi hingga tanggal 5 April. Sekarang, kami melihat penurunan yang jelas karena wisatawan mulai meninggalkan kota," ujarnya.

Tingkat Hunian Hotel Sentuh Angka 80 Persen Selama Libur Lebaran

Selama periode libur Lebaran, tingkat hunian rata-rata hotel di Kota Malang mencapai 80 persen. Angka ini mencakup berbagai jenis akomodasi, mulai dari hotel melati hingga hotel bintang lima. Bahkan, beberapa penginapan yang berlokasi dekat dengan objek wisata populer berhasil mencapai tingkat hunian 100 persen. Kondisi ini juga dirasakan oleh guest house yang turut menikmati berkah libur lebaran.

"Tingkat hunian hotel selama libur Lebaran tahun ini hampir setara dengan periode Natal dan Tahun Baru sebelumnya," jelas Agoes Basoeki.

Mayoritas tamu yang menginap di hotel-hotel Malang selama libur Lebaran adalah keluarga yang berasal dari berbagai daerah, seperti Jakarta dan Jawa Barat. Rata-rata, mereka menghabiskan waktu dua hingga tiga hari di Kota Malang.

Kenaikan tarif kamar juga menjadi fenomena umum selama musim libur. Namun, Agoes Basoeki menekankan bahwa kenaikan harga tetap terkendali dan tidak melampaui batas standar. "Misalnya, jika harga kamar normal adalah Rp 500.000, namun sering dijual dengan harga Rp 400.000 atau Rp 450.000 di hari biasa, maka saat high season harganya disesuaikan menjadi Rp 500.000," paparnya.

Dampak Positif Libur Lebaran pada Bisnis Restoran

Tingginya tingkat hunian hotel juga memberikan dampak positif pada bisnis restoran di Kota Malang. Tidak hanya restoran yang berada di dalam hotel, tetapi juga restoran-restoran independen di berbagai lokasi turut merasakan peningkatan jumlah pengunjung.

PHRI Kota Malang saat ini beranggotakan 92 entitas, termasuk 77 hotel, 10 restoran, dan 5 lembaga afiliasi lainnya. Momentum libur Lebaran menjadi peluang penting bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Dengan berakhirnya libur Lebaran dan dimulainya arus balik, diharapkan sektor pariwisata Kota Malang dapat kembali stabil dan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan untuk menarik lebih banyak wisatawan di masa mendatang.

Daftar Poin Penting:

  • Penurunan Okupansi: Tingkat hunian hotel di Malang menurun setelah puncak libur Lebaran.
  • Arus Balik: Wisatawan mulai meninggalkan Kota Malang.
  • Okupansi Tinggi: Rata-rata okupansi hotel mencapai 80% selama libur Lebaran.
  • Jenis Akomodasi: Hotel melati hingga bintang lima merasakan dampak positif.
  • Asal Tamu: Didominasi keluarga dari Jakarta, Jawa Barat, dan sekitarnya.
  • Kenaikan Tarif: Harga kamar naik, namun tetap terkendali.
  • Restoran: Bisnis restoran juga mengalami peningkatan.
  • Anggota PHRI: PHRI Kota Malang memiliki 92 anggota.