Imbas *One Way* Lokal, Arteri Semarang-Solo Macet, Pengendara Serbu Jalan Desa

Dampak One Way Lokal: Jalan Arteri Semarang-Solo Padat, Pengguna Beralih ke Jalan Desa

Ungaran, Jawa Tengah - Implementasi rekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah (one way) lokal di ruas jalan tol Salatiga KM459 hingga Banyumanik KM419 pada Sabtu (5/4/2025), pukul 14.30 WIB, berdampak signifikan pada peningkatan volume kendaraan di jalur arteri Semarang-Solo. Kepadatan lalu lintas yang terjadi memaksa para pengemudi mencari alternatif melalui jalan-jalan desa di sekitar wilayah tersebut.

Kemacetan panjang dilaporkan terjadi mulai dari Bergas hingga Simpang Bawen, Kabupaten Semarang. Kondisi ini mendorong para pengemudi untuk mengambil inisiatif mencari rute alternatif, termasuk jalan-jalan desa, dengan harapan dapat mempercepat perjalanan mereka.

Pujiyanto Jitos, seorang warga Desa Ngajaran, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menuturkan bahwa jalan desa mereka mulai dipadati kendaraan dengan plat nomor luar kota sejak sore hari, sekitar pukul 17.00 WIB. "Karena jalanan ramai, kami para pemuda akhirnya berinisiatif berjaga di pertigaan untuk membantu kendaraan yang lewat," ujarnya.

Jitos menjelaskan bahwa jalan Desa Ngajaran kini menjadi jalur alternatif populer bagi para pengemudi yang hendak menuju Karanglo-Bringin dari arah Bergas/Pringapus. Dari Karanglo-Bringin, mereka dapat melanjutkan perjalanan ke arah Purwodadi, Salatiga, dan Solo.

"Kami berjaga untuk mengarahkan kendaraan dari luar kota yang ingin melanjutkan perjalanan ke tujuan. Kami berusaha meminimalisir potensi mereka tersesat atau mengalami kendala di jalan," imbuh Jitos. Inisiatif para pemuda ini muncul setelah sebuah mobil Toyota Avanza mengalami pecah ban dan terperosok di jalan desa. Evakuasi mobil tersebut dilakukan dengan bantuan truk.

Jitos menambahkan, "Ada beberapa pengemudi yang memberikan sedikit uang sebagai bentuk apresiasi kepada teman-teman yang berjaga. Kami menganggapnya sebagai berkah. Ini sukarela, kami tidak memaksa. Kami akan terus berjaga hingga lalu lintas di desa kami kembali normal. Sampai pukul 21.30 WIB, masih banyak kendaraan yang melintas."

Warga Desa Ngajaran lainnya, Catur Suprihatiningsih, mengungkapkan bahwa ia tidak mempermasalahkan jalan desanya menjadi pilihan alternatif bagi para pengendara.

"Malah bisa dibilang senang, karena banyak orang dari luar kota yang melintas sehingga jalan desa menjadi lebih ramai. Para pemuda juga dengan sukarela membantu mengarahkan," tuturnya.

Catur menambahkan, "Saya melihat sisi positifnya. Dengan banyaknya orang kota yang melewati jalan ini, nama desa kami setidaknya menjadi lebih dikenal. Para pengemudi juga bersikap sopan di jalanan desa, jadi tidak ada masalah."

Respons Positif Warga atas Lonjakan Lalu Lintas

Fenomena peningkatan lalu lintas di jalan-jalan desa akibat pengalihan arus dari jalur arteri mendapat respons positif dari sebagian besar warga. Mereka melihatnya sebagai peluang untuk memperkenalkan desa mereka kepada masyarakat luas, sekaligus menunjukkan keramahan dan gotong royong dalam membantu para pengguna jalan.

Inisiatif para pemuda Desa Ngajaran dalam membantu mengarahkan lalu lintas patut diapresiasi. Tindakan mereka tidak hanya membantu para pengemudi, tetapi juga menjaga keamanan dan ketertiban di jalan desa. Semangat gotong royong seperti ini menjadi modal sosial yang berharga bagi masyarakat desa.