Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Firasat Terakhir Fitria tentang Sepetak Tanah dan Impian Umroh Bersama Keluarga
Tragedi Longsor Pacet-Cangar: Firasat Terakhir Fitria tentang Sepetak Tanah dan Impian Umroh Bersama Keluarga
Tragedi tanah longsor yang terjadi di jalur Pacet-Cangar, Mojokerto, telah merenggut nyawa Fitria Handayani (27), suaminya Ahmad Fiki Muzaki (28), dan putri kecil mereka, Mikayla Faihaninah (3,5). Di balik duka yang mendalam, terungkap sebuah cerita tentang firasat dan harapan yang sempat terucap dari bibir Fitria sebelum kejadian nahas itu.
Firasat dan Harapan yang Tak Terwujud
Nurul Fatimah (49), ibu kandung Fitria, mengungkapkan bahwa putrinya sempat menyampaikan beberapa keinginan yang kini terasa seperti firasat. Pada malam takbir Idul Fitri 2025, Fitria mengungkapkan keinginannya untuk membeli sepetak tanah untuk mereka bertiga. Tanah itu rencananya akan digunakan untuk membangun rumah impian bagi keluarga kecilnya.
"Sudah ada beberapa firasat ucapan. Pertama saat malam takbir, ingin membeli tanah sepetak buat bertiga. Kedua, ingin umrah juga bertiga," kata Nurul dengan nada sedih.
Keinginan serupa juga diungkapkan Fitria kepada bibinya, Siti Khotijah (47), pada malam takbir. Saat itu, Fitria mengunjungi warung Siti di kawasan Tahura R Soerjo dan memberikan bantuan sembako. Kepada bibinya, Fitria juga menyampaikan mimpinya untuk memiliki sebidang tanah kecil sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi keluarganya.
Siti Khotijah, seorang janda yang tinggal bersama anaknya, mengenang percakapan terakhirnya dengan Fitria. "Komunikasi terakhir Minggu. Malam takbir. Saya kan janda, dia kasih sembako ke saya. Dia menyampaikan kalau ingin punya tanah sepetak untuk tinggal bertiga," ujarnya.
Kenangan Terakhir dan Kepergian yang Meninggalkan Duka
Setelah Hari Raya Idul Fitri, Fitria sekeluarga sempat mengabadikan momen kebersamaan dengan berfoto bersama. Siapa sangka, foto itu menjadi kenangan terakhir mereka sebelum tragedi longsor merenggut nyawa mereka.
Fitria, yang bekerja di sebuah bank di Surabaya, dikenal sebagai sosok yang baik hati dan suka membantu. "Almarhumah sangat baik, suka membantu, kalau dimintai tolong selalu ada. Mereka orang baik semua, taat beribadah. Semoga almarhum semua diterima di sisi-Nya," tutur Siti dengan mata berkaca-kaca.
Fitria, suami, dan putrinya menjadi korban longsor di jalur Pacet-Cangar saat hendak mudik ke Blitar dan Trenggalek pada Kamis (3/4). Mobil yang mereka tumpangi, sebuah pikap Daihatsu Gran Max, tertimbun material longsor di kawasan wisata Coban Watu Lumpang.
Fiki, suami Fitria, memilih jalur Pacet-Cangar karena dianggap lebih cepat menuju Blitar. Ia juga sudah sering melewati jalur alternatif Mojokerto-Kota Batu ini.
Tragedi longsor ini tidak hanya menimpa keluarga Fitria, tetapi juga sebuah mobil Toyota Kijang Innova Reborn yang berisi tujuh orang. Total korban meninggal akibat longsor di jalur Pacet-Cangar mencapai 10 orang.
Kepergian Fitria, suami, dan putrinya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat. Firasat tentang sepetak tanah dan impian umroh bersama kini hanya menjadi kenangan yang akan selalu diingat.
Dampak dan Tindakan Pasca Longsor
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di daerah rawan longsor. Pemerintah daerah setempat telah melakukan berbagai upaya untuk menangani dampak longsor dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
- Evaluasi dan Mitigasi: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi geologi dan hidrologi di sekitar jalur Pacet-Cangar. Mengidentifikasi area-area yang berpotensi longsor dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan, seperti pembangunan tembok penahan tanah dan sistem drainase yang baik.
- Peringatan Dini: Memasang sistem peringatan dini yang efektif di sepanjang jalur Pacet-Cangar. Sistem ini harus dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat tentang potensi bahaya longsor.
- Sosialisasi dan Edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya longsor dan cara-cara menghadapinya. Melakukan sosialisasi dan edukasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor.
- Penutupan Jalur: Menutup jalur Pacet-Cangar saat kondisi cuaca buruk atau terdapat tanda-tanda potensi longsor. Membuka kembali jalur tersebut setelah dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
- Pengembangan Jalur Alternatif: Mengembangkan jalur alternatif yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat yang ingin bepergian dari Mojokerto ke Batu atau sebaliknya.
Tragedi longsor Pacet-Cangar menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan semoga kejadian serupa tidak terulang kembali.