Kyle Walker: Air Mata dan Kenangan Manis di Balik Keputusan Hengkang dari Manchester City

Keputusan untuk meninggalkan Manchester City ternyata menyimpan haru yang mendalam bagi Kyle Walker. Bek veteran tersebut, dalam sebuah wawancara di The Kyle Walker Podcast, mengungkapkan momen-momen emosional saat berpamitan dengan klub yang telah menjadi rumahnya selama tujuh setengah tahun. Bukan sekadar rekan satu tim atau staf pelatih, namun juga sosok-sosok 'biasa' seperti Emma, wanita di balik meja kasir yang selalu menyambutnya dengan senyum dan sapaan hangat, yang membuatnya berat untuk pergi.

"Ada seorang ibu di sana, Emma, yang berada di balik meja kasir dan menyajikan makanan serta minuman untuk Anda - bahkan saat saya memandangnya, saya ingin menangis," ungkap Walker, menggambarkan betapa kecilnya hal-hal sederhana dapat memberikan dampak besar. "Setiap hari saya mengucapkan (selamat) pagi kepadanya dan memeluknya, dan tiba-tiba saya tidak akan menemuinya lagi. Anda tidak memikirkan hal itu saat proses (transfer) berlangsung, tetapi saat Anda mengucapkan selamat tinggal, itu sulit," imbuhnya dengan nada sentimental.

Kepindahan Walker ke AC Milan dengan status pinjaman pada Januari lalu memang bukan tanpa alasan. Minimnya kesempatan bermain di bawah arahan Pep Guardiola, dengan hanya 11 kali menjadi starter, mendorongnya untuk mencari tantangan baru. Di Milan, ia menemukan kembali kepercayaan diri dan ritme permainannya, dengan selalu menjadi pilihan utama ketika fit.

Namun, cerita sebenarnya jauh lebih kompleks. Jauh sebelum masa peminjaman ini, Walker hampir saja meninggalkan City pada musim panas 2023, setelah sukses meraih treble. Bayern Munich menunjukkan minat serius, namun pada akhirnya Walker memilih untuk bertahan dan memperpanjang kontraknya hingga Juni 2026. Keputusan yang menunjukkan loyalitas dan cintanya pada klub.

Kini, dengan sisa kontrak yang hanya tinggal satu tahun, masa depan Walker di City kembali menjadi tanda tanya. Apakah ia masih memiliki tempat di skuad utama, ataukah ia akan memilih untuk mencari tantangan baru secara permanen di musim panas mendatang? Hanya waktu yang akan menjawab.

Terlepas dari apa pun yang terjadi di masa depan, satu hal yang pasti: Walker akan selalu mengenang masa-masanya di Manchester City dengan rasa syukur yang mendalam.

"Saya tidak punya kata-kata buruk, tidak ada hal negatif yang bisa saya katakan tentang City. Apa yang telah dilakukan klub itu untuk saya baik di dalam maupun di luar lapangan sungguh luar biasa," tegasnya.

Walker menambahkan, "Saat Anda menjauh dari zona nyaman, Anda berpikir betapa beruntungnya Anda. Itu bukan berarti tidak menghormati klub lain tempat saya pernah bermain, tetapi selama tujuh tahun di (City), saya rasa itu tidak akan terjadi lagi dalam dunia sepak bola."

Berikut poin-poin penting dari pernyataan Kyle Walker:

  • Momen Emosional: Walker hampir menangis saat berpamitan dengan staf di Manchester City.
  • Alasan Kepindahan: Minimnya waktu bermain di bawah Pep Guardiola menjadi alasan utama.
  • Minat Bayern Munich: Sempat diminati Bayern Munich setelah meraih treble.
  • Rasa Syukur: Walker sangat menghargai pengalaman dan dukungan yang ia dapatkan di City.
  • Masa Depan: Masa depannya di City masih belum jelas dengan sisa kontrak satu tahun.