Elizabeth Ann Hanks Ungkap Trauma Masa Kecil Akibat Kekerasan dan Dampaknya di Usia 42 Tahun
Putri aktor Tom Hanks dari pernikahan pertamanya dengan mendiang Samantha Lewes, Elizabeth Ann Hanks (E.A.), membuka diri tentang dampak mendalam dari pengalaman traumatis masa kecilnya. Di usianya yang kini 42 tahun, E.A. mengungkapkan bahwa luka batin akibat kekerasan dan pengabaian yang dialaminya masih membekas dan memengaruhi kehidupannya hingga saat ini.
Dalam memoarnya yang berjudul The 10, E.A. dengan berani membagikan perjuangannya melawan efek jangka panjang dari trauma tersebut. Salah satu dampak yang paling signifikan adalah kesulitan dalam menjaga kebersihan diri. Ia menjelaskan bahwa selama masa kecilnya, ia jarang mendapatkan bimbingan atau pengawasan yang memadai dari ibunya terkait perawatan diri. Hal ini menyebabkan hal-hal dasar seperti menyikat gigi menjadi tugas yang berat dan tidak wajar baginya.
"Karena hanya sesekali aku disuruh orang dewasa untuk menggosok gigi, misalnya, bagaimana bisa tahu alasan harus melakukannya?"
Selain masalah kebersihan diri, E.A. juga mengungkapkan bahwa ia baru menyadari di usia 30-an bahwa ia tidak pernah memeriksakan diri ke dokter gigi selama lebih dari satu dekade. Ia juga mengalami kesulitan dalam menjaga ketersediaan makanan di rumahnya secara konsisten, sebuah masalah yang seringkali dialami oleh orang-orang yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil.
Lebih lanjut, E.A. mengungkapkan bahwa ia juga berjuang melawan gangguan eksoriasi, yaitu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan seseorang memiliki dorongan kompulsif untuk mengorek kulit mereka. Meskipun ia telah berusaha keras untuk mengendalikan perilaku ini, ia mengakui bahwa ia masih sering melakukannya.
Masa remaja E.A. diwarnai oleh ketidakstabilan emosional akibat masalah kejiwaan yang diderita oleh ibunya. Ia menggambarkan bagaimana ia kerap kali mengalami perlakuan kasar, termasuk didorong, diguncang, ditarik rambutnya, dan bahkan dikunci di dalam lemari. Ia mengingat bagaimana ibunya sering mengatakan bahwa ada orang yang bersembunyi di dalam lemari dan akan melakukan hal buruk kepada mereka.
"Dia mendorongku, membuatku terguncang, menarik rambutku dan sekali dua kali mengunciku di dalam lemari. Dia bilang ada orang yang bersembunyi di dalam lemarinya, menunggu kami tertidur dan akan melakukan hal buruk," kenangnya.
Kondisi kesehatan mental Samantha Lewes mulai memburuk ketika E.A. berusia 14 tahun. Samantha Lewes akhirnya meninggal dunia pada tahun 2002 akibat kanker, di usia 49 tahun. Pengalaman-pengalaman traumatis ini telah meninggalkan luka yang mendalam pada diri E.A., dan ia terus berjuang untuk menyembuhkan diri dan membangun kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
Daftar Masalah yang dialami E.A. Hanks:
- Kesulitan menjaga kebersihan diri
- Tidak pernah ke dokter gigi selama lebih dari satu dekade
- Kesulitan menjaga ketersediaan makanan di rumah
- Mengalami gangguan eksoriasi
- Perlakuan kasar dari ibu
Kisah E.A. Hanks adalah pengingat yang menyedihkan tentang dampak jangka panjang dari kekerasan dan pengabaian pada masa kanak-kanak. Ini juga merupakan bukti keberanian dan ketahanan seorang wanita yang berjuang untuk mengatasi trauma masa lalunya dan membangun masa depan yang lebih baik.