Pelancong AS Ditahan karena Nekat Mendekati Suku Sentinel, Masyarakat Terasing di Pulau Terlarang
Petualangan Berujung Penahanan: Warga AS Diduga Langgar Batas Wilayah Suku Sentinel
Seorang turis asal Amerika Serikat, Mykhailo Viktorovych Polyakov (24), harus berurusan dengan hukum setelah diduga melakukan perjalanan ilegal ke Pulau Sentinel Utara, sebuah wilayah terpencil di Teluk Benggala yang menjadi rumah bagi Suku Sentinel. Insiden ini terjadi pada 29 Maret dan baru terungkap ke publik pada awal April 2025. Penangkapan Polyakov memicu perdebatan mengenai batasan eksplorasi, perlindungan masyarakat adat, dan konsekuensi dari interaksi dengan suku-suku yang memilih isolasi.
Pulau Sentinel Utara, dengan luas yang sebanding dengan Manhattan, merupakan bagian dari Kepulauan Andaman dan Nicobar. Pemerintah India secara tegas melarang kunjungan ke pulau ini demi melindungi Suku Sentinel dari ancaman penyakit modern dan menjaga keberlangsungan cara hidup tradisional mereka. Suku Sentinel dikenal karena penolakan keras terhadap orang luar, dengan interaksi yang jarang terjadi dan seringkali berujung pada kekerasan.
Kronologi Kejadian dan Proses Hukum
Menurut keterangan Jitendra Kumar Meena, kepala Departemen Investigasi Kriminal Kepolisian Andaman dan Nicobar, Polyakov berhasil mencapai pulau tersebut, meskipun tidak ada indikasi bahwa ia sempat berinteraksi langsung dengan anggota Suku Sentinel. Ia ditemukan oleh seorang nelayan lokal saat hendak kembali dan ditangkap dua hari kemudian. Polisi telah menyita perahu karet dan motor yang digunakan Polyakov dalam perjalanannya. Saat ini, Polyakov masih dalam proses hukum dan belum didakwa dengan pelanggaran apapun.
Departemen Luar Negeri AS telah mengetahui laporan mengenai penahanan warganya di India, namun menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait kasus ini. Belum diketahui pula apakah Polyakov telah memiliki penasihat hukum.
Suku Sentinel: Misteri dan Perlindungan
Suku Sentinel adalah salah satu suku paling terisolasi di dunia, dengan perkiraan jumlah anggota berkisar antara puluhan hingga ratusan orang. Mereka telah berhasil mempertahankan gaya hidup tradisional mereka selama ribuan tahun, dengan menolak hampir semua kontak dengan dunia luar. Kebijakan pemerintah India untuk melindungi mereka didasarkan pada pemahaman bahwa suku ini rentan terhadap penyakit yang dibawa oleh orang luar, yang dapat menyebabkan kepunahan mereka. Selain itu, keinginan suku untuk hidup terisolasi juga harus dihormati.
Belajar dari Masa Lalu: Tragedi John Allen Chau
Kasus Polyakov mengingatkan kita pada tragedi yang menimpa John Allen Chau pada tahun 2018. Misionaris asal Amerika Serikat itu dibunuh oleh anggota Suku Sentinel setelah ia secara ilegal memasuki Pulau Sentinel Utara dengan tujuan menyebarkan agama Kristen. Insiden tersebut memicu kecaman internasional dan menyoroti pentingnya menghormati hak-hak masyarakat adat untuk hidup terisolasi.
Implikasi dan Pertimbangan Etis
Kasus Mykhailo Viktorovych Polyakov menimbulkan pertanyaan penting tentang etika pariwisata, batas-batas eksplorasi, dan tanggung jawab untuk melindungi masyarakat adat. Meskipun rasa ingin tahu dan keinginan untuk menjelajahi dunia tidak dapat disangkal, penting untuk mempertimbangkan dampak potensial dari tindakan kita terhadap masyarakat yang rentan. Hukum dan peraturan yang ada bertujuan untuk melindungi masyarakat adat dan menjaga keseimbangan antara eksplorasi dan konservasi. Pelanggaran terhadap aturan tersebut tidak hanya dapat membahayakan individu yang terlibat, tetapi juga dapat mengancam keberlangsungan hidup suku-suku terasing.
Kasus ini juga menyoroti perlunya edukasi dan kesadaran yang lebih besar tentang masyarakat adat dan hak-hak mereka. Dengan memahami budaya dan cara hidup mereka, kita dapat menghormati pilihan mereka untuk hidup terisolasi dan menghindari tindakan yang dapat membahayakan mereka.