Industri Keramik Nasional Terancam Impor India Akibat Dampak Tarif Trump, Asaki Minta Pemerintah Bertindak
Industri Keramik Nasional di Ambang Bahaya: Ancaman Banjir Impor India dan Seruan Asaki kepada Pemerintah
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap impor keramik dari berbagai negara, termasuk India, kini menjadi momok menakutkan bagi industri keramik nasional. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengungkapkan kekhawatiran mendalam bahwa Indonesia berpotensi menjadi sasaran limpahan (dumping) produk keramik dari India, yang sebelumnya menjadi eksportir utama ke pasar Amerika Serikat.
Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto, dalam keterangan persnya, menyampaikan urgensi intervensi pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri. "Asaki sangat mengharapkan perhatian serius dari pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada industri keramik dalam negeri. Kami khawatir Indonesia akan menjadi tujuan pengalihan ekspor atau tempat pembuangan produk-produk dari negara lain yang kesulitan menembus pasar AS setelah penerapan tarif resiprokal," ujarnya.
Negosiasi Tarif dan Impor Gas Alam Cair (LNG)
Lebih lanjut, Asaki mendesak pemerintah untuk aktif melakukan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat. Edy Suyanto melihat adanya potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan impor Gas Alam Cair (LNG) dari AS, yang dapat membantu menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara. Kondisi ini akan sangat membantu mengingat Industri Keramik Nasional saat ini mengalami gangguan pasokan gas dan harga regasifikasi gas yang mahal mencapai US$ 16,77/MMBTU. "Ini adalah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk membuka keran impor gas," tegasnya.
Edy menambahkan bahwa pengusaha keramik nasional tidak keberatan jika dalam negosiasi dengan AS, bea masuk impor keramik dari AS yang saat ini sebesar 5% dibebaskan atau menjadi 0%. Hal ini dikarenakan produk keramik Indonesia dinilai memiliki daya saing yang tinggi dan tidak melakukan praktik kecurangan seperti dumping.
TKDN dan Daya Saing Produk Nasional
"Produk keramik nasional memiliki daya saing yang setara dengan produk keramik buatan AS," kata Edy.
Menanggapi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menjadi salah satu pemicu tarif impor Trump, Edy menekankan pentingnya mempertahankan kebijakan tersebut. Ia menilai sertifikasi TKDN telah terbukti efektif dalam meningkatkan penyerapan produk dalam negeri oleh industri keramik nasional.
"Sertifikasi TKDN telah terbukti efektif membantu penyerapan produk dalam negeri bagi Industri Keramik Nasional," pungkasnya.
Berikut poin-poin penting yang menjadi perhatian Asaki:
- Ancaman Banjir Impor: Kebijakan tarif Trump berpotensi menyebabkan banjir impor keramik dari India ke Indonesia.
- Perlindungan Industri Dalam Negeri: Asaki meminta pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap industri keramik nasional.
- Negosiasi Tarif: Pemerintah didorong untuk melakukan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat.
- Impor LNG: Peningkatan impor LNG dari AS dapat menyeimbangkan neraca perdagangan.
- Penurunan Bea Masuk: Pengusaha tidak keberatan jika bea masuk impor keramik dari AS diturunkan.
- TKDN: Kebijakan TKDN harus dipertahankan untuk meningkatkan penyerapan produk dalam negeri.
- Daya Saing: Produk keramik nasional memiliki daya saing yang baik.
Dengan serangkaian langkah strategis yang tepat, diharapkan industri keramik nasional dapat terhindar dari dampak negatif kebijakan tarif Trump dan terus berkembang serta berkontribusi pada perekonomian Indonesia.