Akhir Era: Kevin De Bruyne Hengkang dari Manchester City, Faktor Guardiola dan Regenerasi Skuad Jadi Sorotan
Manchester City dan Kevin De Bruyne resmi berpisah di akhir musim ini. Keputusan mengejutkan ini mengakhiri dekade kebersamaan yang penuh prestasi, namun juga memunculkan berbagai spekulasi mengenai alasan di baliknya.
Kabar kepergian De Bruyne pertama kali mencuat pada Jumat (4/4/2025), mengonfirmasi bahwa kontraknya yang habis pada 30 Juni tidak akan diperpanjang. Pengumuman ini sontak membuat para penggemar City bertanya-tanya, mengingat kontribusi besar pemain asal Belgia tersebut selama ini.
Menurut laporan dari berbagai sumber, Pep Guardiola dan direktur teknik Txiki Begiristain memiliki peran sentral dalam keputusan ini. Keduanya diyakini menjadi pengambil keputusan utama yang mengakhiri kerjasama dengan sang gelandang.
Guardiola sendiri memberikan komentar yang ambigu usai pengumuman tersebut. "Tidak mudah bagi saya untuk memberitahunya bahwa kontraknya tidak akan dilanjutkan," ujarnya. Pernyataan ini semakin memperkuat spekulasi bahwa keputusan tersebut memang berat, namun harus diambil.
Lantas, apa yang menjadi pertimbangan utama di balik keputusan sulit ini? Beberapa faktor disinyalir menjadi penyebabnya:
- Pertimbangan Gaji: De Bruyne saat ini menerima gaji yang sangat tinggi, mencapai 400 ribu Pound per pekan. Di usia yang semakin bertambah, City mungkin merasa enggan untuk memperpanjang kontrak dengan nilai yang sama. Mengurangi gaji sang pemain tentu akan menjadi opsi yang kurang mengenakkan dan bisa dianggap tidak menghargai kontribusinya.
- Penurunan Performa: Performa De Bruyne di lapangan juga menjadi sorotan. Cedera yang sering menghantui membuatnya tidak lagi se-konsisten dulu. Musim ini, ia hanya menjadi starter dalam 19 pertandingan di semua kompetisi, dengan catatan 4 gol dan 7 assist. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan musim 2022/2023 saat City meraih treble, dimana ia mencetak 10 gol dan 29 assist.
- Regenerasi Skuad: Penampilan City yang kurang memuaskan musim ini, dengan hanya menyisakan Piala FA sebagai harapan meraih trofi, membuat Guardiola menyadari perlunya perubahan. Ia berpendapat bahwa terlalu bergantung pada skuad lama adalah sebuah kesalahan. Oleh karena itu, City mulai aktif mendatangkan pemain-pemain muda di bursa transfer Januari dan diperkirakan akan melakukan hal serupa di musim panas mendatang.
Keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak De Bruyne merupakan bagian dari strategi jangka panjang City untuk meremajakan skuad dan membangun tim yang kompetitif di masa depan. Kepergian De Bruyne menandai akhir dari sebuah era, namun juga membuka lembaran baru bagi The Citizens. Dengan pemain-pemain muda yang menjanjikan, City berharap dapat terus meraih kesuksesan di bawah arahan Guardiola.
Gol dan assist terakhir De Bruyne tercipta saat melawan Plymouth Argyle di Piala FA pada Maret lalu. Sementara di Liga Primer, assist terakhirnya tercatat saat menjamu Ipswich Town pada Januari, dan gol terakhirnya pada Desember 2024 saat melawan Nottingham Forest.
Kepergian De Bruyne membuka ruang bagi pemain lain untuk bersinar dan membuktikan diri. Manchester City kini harus mencari pengganti yang sepadan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh sang maestro lini tengah. Tantangan besar menanti Guardiola dan timnya di musim depan.