Strategi Gobel Hadapi Tarif Impor AS: Perkuat Industri Nasional, Perketat Pintu Impor

Rachmat Gobel Desak Pemerintah Sikapi Tarif Impor AS dengan Strategi Jitu

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, lantang menyuarakan perlunya respons cepat dan strategis dari pemerintah Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Gobel menekankan, langkah protektif terhadap pasar domestik dan penguatan fundamental industri nasional adalah kunci untuk meminimalisir dampak negatif dari kebijakan tersebut.

"Dalam situasi seperti ini, prioritas utama adalah mengendalikan arus impor dan melindungi pasar dalam negeri," ujar Gobel dalam sebuah pernyataan. Ia mengingatkan agar pemerintah tidak justru membuka diri terhadap serbuan produk asing, yang justru akan memperburuk kondisi industri dalam negeri yang tengah berjuang.

Kebijakan tarif impor AS yang baru, menetapkan tarif minimum 10% untuk semua produk impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi untuk negara-negara tertentu. Indonesia, sebagai salah satu negara yang terkena dampak dengan tarif impor mencapai 32%, menghadapi tantangan serius terhadap sektor ekspor yang selama ini mengandalkan pasar Amerika.

Evaluasi Total dan Fokus pada Daya Saing Global

Menurut Rachmat Gobel, kebijakan tarif ini bukan sekadar masalah perdagangan semata, melainkan sebuah sinyal kuat bagi Indonesia untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi pembangunan industrinya. Pengalaman serupa di masa lalu, seperti saat pandemi COVID-19, seharusnya menjadi pelajaran berharga.

"Sudah saatnya kita melakukan evaluasi besar-besaran. Ini bukan kali pertama kita menghadapi situasi seperti ini. Pemerintah harus fokus untuk menjadikan Indonesia sebagai pemenang di pasar global, bukan sekadar mengejar angka ekspor," tegasnya.

Gobel mengkritik pendekatan pemerintah yang terkesan business as usual dalam menghadapi perubahan dinamika perdagangan global. Ia menekankan perlunya sense of crisis dan komitmen yang kuat untuk mendorong daya saing industri dalam negeri.

Tolak Pembenaran Impor dan Aktifkan Diplomasi Ekonomi

Rachmat Gobel juga menyoroti pembenaran yang kerap dilontarkan pemerintah terkait masuknya barang-barang impor dengan alasan over supply dari negara lain. Menurutnya, alasan tersebut tidak dapat diterima dan justru mencerminkan kurangnya komitmen terhadap pengembangan industri dalam negeri.

"Pemerintah harus fokus dan memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong industri dalam negeri, bukan malah mencari pembenaran untuk impor," ujarnya.

Untuk mengatasi dampak kebijakan tarif AS, Gobel menyarankan agar pemerintah segera berkoordinasi lintas kementerian dan mengaktifkan diplomasi ekonomi melalui berbagai jalur, baik formal maupun melalui mitra dagang seperti Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Ia meyakini, KADIN dapat berperan aktif dalam melakukan lobi-lobi dengan mitra di Amerika Serikat untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.

Rekomendasi Strategis Rachmat Gobel:

Berikut adalah beberapa poin utama dari rekomendasi Rachmat Gobel dalam menghadapi kebijakan tarif impor AS:

  • Perketat Kontrol Impor: Lindungi pasar domestik dari serbuan produk asing.
  • Perkuat Industri Nasional: Fokus pada peningkatan daya saing dan inovasi.
  • Evaluasi Strategi Pembangunan Industri: Lakukan evaluasi menyeluruh dan perbaiki arah pembangunan industri.
  • Aktifkan Diplomasi Ekonomi: Manfaatkan semua jalur diplomasi untuk mencari solusi.
  • Koordinasi Lintas Kementerian: Pastikan koordinasi yang efektif antar kementerian terkait.
  • Libatkan KADIN: Dorong KADIN untuk aktif melakukan lobi-lobi dengan mitra di AS.

Rachmat Gobel berharap, pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan ini dan memastikan keberlangsungan serta pertumbuhan industri nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.