Gubernur Jabar Minta Maaf, Akui Pembangunan Wisata Jaswita di Puncak Kontribusi Banjir

Gubernur Jabar Minta Maaf, Pembangunan Wisata Diduga Picu Banjir Puncak

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kabupaten dan Kota Bogor terkait bencana banjir yang melanda wilayah tersebut beberapa waktu lalu. Beliau mengakui bahwa pembangunan objek wisata oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jaswita di kawasan Puncak turut berkontribusi terhadap kejadian tersebut. Pernyataan maaf tersebut disampaikan pada Rabu, 5 Maret 2025. Dedi Mulyadi menekankan bahwa pengembangan wisata oleh PT Jaswita di area perkebunan telah mengakibatkan perubahan signifikan terhadap struktur alam dan lingkungan sekitar, sehingga memperparah dampak bencana banjir di Puncak.

Dalam keterangan resminya, Gubernur menjelaskan bahwa pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi salah satu faktor pemicu. Selain itu, perubahan fungsi lahan yang tidak terkontrol dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cijayanti akibat pembangunan permukiman dan perumahan warga juga turut memperburuk situasi. Kondisi ini mengakibatkan debit air Sungai Cijayanti meningkat drastis ketika hujan deras melanda, sehingga menyebabkan banjir yang meluas.

Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap pemanfaatan tata ruang di kawasan Puncak. Evaluasi ini akan dilakukan secara kolaboratif dengan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, pada Kamis, 6 Maret 2025. Peninjauan lapangan akan difokuskan pada identifikasi titik-titik yang mengalami perubahan tata ruang yang menyimpang dari peruntukan awal. Salah satu area yang akan diteliti secara intensif adalah Gunung Mas, yang kini telah berubah fungsi menjadi kawasan agrowisata, padahal sebelumnya merupakan lahan perkebunan.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjanji akan menindak tegas segala bentuk pembangunan liar di sepanjang kawasan Puncak yang terbukti merusak lingkungan. Ini termasuk bangunan-bangunan yang telah roboh dan masuk ke aliran sungai. Gubernur menegaskan komitmennya untuk membongkar bangunan-bangunan yang melanggar aturan dan membahayakan lingkungan. Langkah-langkah tegas ini bertujuan untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang.

Evaluasi Menyeluruh PT Jaswita Lestari Jaya

Di sisi lain, PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ), selaku pengembang objek wisata Hibisc Fantasy Puncak, juga akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pengelolaan objek wisata tersebut. Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, menyatakan bahwa evaluasi ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. PT JLJ berkomitmen pada prinsip pariwisata berkelanjutan dan akan melakukan kajian lingkungan yang mendalam untuk memastikan agar kehadiran objek wisata tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Kajian ini meliputi seluruh aspek pengelolaan objek wisata, dengan tujuan untuk mencegah kejadian serupa dan memastikan keberlanjutan lingkungan.

Langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Jaswita Lestari Jaya diharapkan dapat memulihkan kondisi lingkungan di kawasan Puncak, mengurangi risiko bencana di masa mendatang, dan menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.