Citigroup Hadapi Insiden Salah Transfer Rp 1.335 Kuadriliun: Sistem Pengawasan Dipertanyakan

Citigroup Hadapi Insiden Salah Transfer Rp 1.335 Kuadriliun: Sistem Pengawasan Dipertanyakan

Citigroup, salah satu lembaga keuangan terbesar di Amerika Serikat, baru-baru ini mengalami insiden memalukan terkait kesalahan transfer dana dengan nominal yang sangat fantastis. Kesalahan operasional ini melibatkan transfer dana pinjaman kredit senilai US$ 81 triliun atau setara dengan Rp 1.335 kuadriliun ke rekening seorang nasabah. Padahal, nominal yang seharusnya ditransfer hanya US$ 280 atau sekitar Rp 4.6 juta. Kejadian ini tentu menimbulkan pertanyaan besar terkait sistem pengawasan dan kontrol internal di bank sebesar Citigroup.

Menurut laporan CNBC yang dikutip pada Sabtu (5/4/2025), insiden ini terjadi pada April 2024 dan pertama kali diungkap oleh Financial Times pada Jumat (28/2). Pihak Citigroup sendiri tidak memberikan konfirmasi atau komentar resmi terkait kesalahan transfer tersebut. Namun, bank tersebut sebelumnya telah melaporkan kejadian ini kepada Federal Reserve dan Office of the Comptroller of the Currency sebagai sebuah near miss, yang berarti kesalahan yang hampir terjadi.

Citigroup dalam pernyataannya menyatakan bahwa meskipun transfer sebesar itu seharusnya tidak mungkin terjadi, petugas kontrol mereka dengan cepat mengidentifikasi kesalahan input antara dua akun buku besar dan segera membatalkan transaksi tersebut. Bank juga menambahkan bahwa kontrol pencegahan yang ada seharusnya mampu menghentikan dana keluar dari bank. Walaupun tidak ada dampak finansial baik bagi bank maupun nasabah, insiden ini menggarisbawahi pentingnya upaya berkelanjutan untuk menghilangkan proses manual dan mengotomatisasi kontrol melalui program transformasi yang sedang berjalan.

Insiden ini menambah daftar panjang kesalahan operasional yang dialami Citigroup dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024 saja, bank ini dilaporkan melakukan 10 kesalahan transaksi lainnya dengan total nilai mencapai US$ 1 miliar atau Rp 16,48 triliun. Rangkaian insiden ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam operasional dan kontrol internal bank.

Implikasi dan Tindak Lanjut

Kesalahan transfer sebesar ini menimbulkan beberapa implikasi serius:

  • Reputasi: Insiden ini mencoreng reputasi Citigroup sebagai lembaga keuangan yang terpercaya dan kompeten.
  • Kepercayaan Nasabah: Kejadian ini berpotensi mengurangi kepercayaan nasabah terhadap kemampuan bank dalam mengelola dana mereka dengan aman dan akurat.
  • Pengawasan Regulator: Kesalahan ini akan menjadi perhatian serius bagi regulator seperti Federal Reserve dan Office of the Comptroller of the Currency, yang kemungkinan akan melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap operasional Citigroup.
  • Investasi dalam Teknologi: Citigroup perlu meningkatkan investasi dalam teknologi dan otomatisasi untuk mengurangi ketergantungan pada proses manual yang rentan terhadap kesalahan manusia.

Langkah-langkah yang Diperlukan

Untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan, Citigroup perlu mengambil beberapa langkah konkret:

  • Evaluasi Sistem Kontrol: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kontrol internal untuk mengidentifikasi kelemahan dan area yang perlu ditingkatkan.
  • Peningkatan Otomatisasi: Mempercepat implementasi program transformasi dan meningkatkan otomatisasi proses operasional untuk mengurangi risiko kesalahan manusia.
  • Pelatihan Karyawan: Meningkatkan pelatihan dan kesadaran karyawan tentang pentingnya ketelitian dan akurasi dalam melakukan transaksi keuangan.
  • Pengawasan yang Lebih Ketat: Meningkatkan pengawasan terhadap transaksi keuangan dan memperkuat mekanisme deteksi dini untuk mencegah kesalahan transfer.

Insiden salah transfer yang dialami Citigroup ini menjadi pelajaran berharga bagi industri perbankan secara keseluruhan. Lembaga keuangan perlu terus berinvestasi dalam teknologi, meningkatkan sistem kontrol internal, dan melatih karyawan mereka untuk memastikan keamanan dan akurasi transaksi keuangan. Kepercayaan nasabah adalah aset yang paling berharga, dan kesalahan operasional seperti ini dapat merusak kepercayaan tersebut dengan cepat.