Gelombang Elektrifikasi Armada Korporat: Target 2030 dan Tantangan di Balik Layar
Ambisi Global: Armada Perusahaan Beralih ke Listrik di Tengah Ketidakpastian
Sebuah laporan terbaru dari EV100 Climate Group mengungkap ambisi besar perusahaan-perusahaan global, termasuk raksasa seperti AstraZeneca, Deloitte, dan Barclays, untuk sepenuhnya mengadopsi kendaraan listrik (EV) sebagai armada operasional mereka pada tahun 2030. Target ambisius ini dikejar di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta gangguan rantai pasokan yang mempengaruhi ketersediaan komponen EV.
Laporan EV100 Climate Group, yang secara aktif memantau komitmen perusahaan terhadap adopsi kendaraan listrik, menunjukkan ketahanan yang mengagumkan. Hampir 70% anggota EV100 tetap fokus dan bergerak maju untuk merealisasikan tujuan 100% elektrifikasi armada mereka. Ini menunjukkan komitmen mendalam terhadap keberlanjutan, bahkan di tengah badai tantangan.
Peningkatan Jumlah Kendaraan Listrik dan Infrastruktur Pendukung
Dalam setahun terakhir, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam inisiatif EV100 telah secara signifikan meningkatkan jumlah kendaraan listrik dalam armada mereka. Penambahan kolektif mencapai 127.000 unit EV, sehingga total armada listrik mencapai lebih dari 700.000 kendaraan yang beroperasi di 76 negara. Ekspansi terus berlanjut, dengan rencana untuk merambah 130 negara, termasuk komitmen baru untuk adopsi EV di wilayah Afrika dan Asia Tengah.
Beberapa anggota EV100 bahkan telah melampaui ekspektasi. Sekitar 20 perusahaan, termasuk Aviva, Capgemini, dan Costain, telah berhasil mengganti setidaknya 50% armada kendaraan mereka dengan EV. Untuk mendukung transisi ini, investasi besar-besaran telah dilakukan dalam infrastruktur pengisian daya. Lebih dari 4.277 lokasi pengisian daya telah dibangun di seluruh dunia, menyediakan fasilitas penting bagi karyawan dan pelanggan untuk mengisi daya kendaraan listrik mereka dengan mudah.
Kendaraan Sedang dan Berat: Tantangan dan Kemajuan
Ekspansi penggunaan EV juga merambah segmen kendaraan berukuran sedang dan berat, seperti truk dan bus, yang umumnya digunakan untuk keperluan komersial dan industri. Meskipun kemajuannya lebih lambat dibandingkan dengan kendaraan penumpang, hal ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi baterai dan kurangnya infrastruktur pengisian daya yang memadai untuk kendaraan besar.
Namun, anggota EV100+, kelompok khusus dalam EV100 yang berfokus pada kendaraan berat, telah mencatat kemajuan signifikan. Saat ini, mereka mengoperasikan hampir 400 truk listrik, menunjukkan peningkatan kepercayaan terhadap kelayakan EV untuk aplikasi komersial yang lebih berat.
Seruan untuk Aksi: Peran Pembuat Kebijakan
Dominic Phinn, Kepala Transportasi di Climate Group, menekankan pentingnya dukungan ekosistem untuk keberhasilan transisi ini. "Perusahaan-perusahaan ini memimpin jalan menuju masa depan transportasi yang lebih sehat dan ramah lingkungan," ujarnya. "Namun, untuk memastikan keberlanjutan momentum ini, kondisi operasional yang tepat, seperti infrastruktur pengisian daya yang memadai, insentif keuangan, dan regulasi yang mendukung, harus segera diterapkan."
Oleh karena itu, para pembuat kebijakan di seluruh dunia didorong untuk meningkatkan upaya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di semua sektor.
Pengurangan Perjalanan Bisnis: Langkah Menuju Keberlanjutan
Selain elektrifikasi armada, laporan tersebut juga menyoroti kemajuan dalam mengurangi perjalanan bisnis. Penerbangan perusahaan oleh karyawan perusahaan-perusahaan besar telah turun sebesar 34% antara tahun 2019 dan 2023. Ini menunjukkan kesadaran yang meningkat tentang dampak lingkungan dari perjalanan udara dan upaya untuk mengoptimalkan metode komunikasi dan kolaborasi.
Namun, masih ada ruang untuk perbaikan. Sekitar 44% perusahaan yang dinilai belum memiliki target formal untuk mengurangi emisi dari perjalanan bisnis. Laporan tersebut mengidentifikasi 25 perusahaan dengan frekuensi penerbangan tertinggi yang tidak memiliki target pengurangan emisi, dan secara kolektif menghasilkan 6,9 juta ton emisi CO2 setiap tahunnya.
Pentingnya Target yang Jelas dan Terukur
Laporan tersebut menemukan bahwa perusahaan dengan target yang jelas dan terukur untuk mengurangi emisi perjalanan bisnis berhasil mencapai pengurangan rata-rata sebesar 48%. Sebaliknya, perusahaan dengan target yang kurang spesifik hanya mencapai pengurangan sebesar 41%, sementara perusahaan tanpa target hanya mengurangi emisi sebesar 28%.
Denise Auclair, kepala Travel Smart, menekankan pentingnya tindakan yang tegas. "Ada perubahan yang jelas menuju perjalanan yang lebih terencana dan pengurangan frekuensi penerbangan. Banyak perusahaan berhasil mengurangi perjalanan mereka tanpa kehilangan daya saing mereka. Namun, beberapa perusahaan yang lambat dalam mengadopsi praktik tersebut membahayakan kemajuan keseluruhan," katanya.
Auclair menyerukan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan polusi tinggi dan belum memiliki target pengurangan emisi untuk segera mengikuti jejak perusahaan-perusahaan lain yang telah berhasil. Mengurangi emisi dari penerbangan bisnis adalah salah satu cara tercepat dan termudah bagi perusahaan untuk mencapai tujuan keberlanjutan mereka dan meningkatkan daya tarik sebagai tempat kerja yang bertanggung jawab secara sosial.