Airbus Ungkap Konsep Pesawat Masa Depan: Revolusi Teknologi Open-Fan dan Hybrid-Electric untuk Penerbangan Berkelanjutan

Airbus Mengembangkan Teknologi Revolusioner untuk Pesawat Masa Depan

Airbus, perusahaan manufaktur pesawat terbang global, tengah berupaya menciptakan pesawat generasi terbaru yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan teknologi mutakhir, termasuk desain mesin open-fan dan sistem hybrid-electric. Diharapkan, pesawat inovatif ini akan beroperasi pada paruh kedua dekade 2030-an, membawa perubahan signifikan dalam industri penerbangan.

Fokus pada Efisiensi dan Keberlanjutan

Peta jalan pengembangan pesawat narrow body masa depan ini diumumkan pada ajang Airbus Summit. Guillaume Faury, CEO Airbus, menekankan bahwa pesawat lorong tunggal generasi berikutnya akan lebih bersifat evolusioner daripada revolusioner. Artinya, perubahan akan dilakukan secara bertahap dengan mengadopsi teknologi yang telah teruji dan terbukti efektif.

Salah satu teknologi kunci yang menjadi fokus adalah mesin open-fan. Berbeda dengan mesin turbofan konvensional yang memiliki kipas tersembunyi di dalam saluran, mesin open-fan memiliki bilah kipas yang terbuka dan terlihat. Desain ini memungkinkan aliran udara yang lebih bebas, sehingga meningkatkan efisiensi aerodinamis dan mengurangi konsumsi bahan bakar secara signifikan.

Karim Mokaddem, Airbus Head of R&T, menyatakan bahwa tim Airbus sedang mengambil keputusan penting terkait jenis mesin, desain sayap, dan inovasi tambahan lainnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan pesawat komersial generasi baru yang lebih efisien, produktif, dan berkontribusi besar pada dekarbonisasi perjalanan udara.

Teknologi Open-Fan: Solusi untuk Mengurangi Emisi

Airbus bekerja sama dengan CFM International melalui program RISE (Revolutionary Innovation for Sustainable Engines) untuk mengembangkan dan menguji teknologi open-fan. Mesin ini dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 20-30% dibandingkan dengan mesin saat ini.

Untuk memastikan efektivitas desain open-fan, Airbus berencana melakukan uji penerbangan menggunakan pesawat A380 yang dimodifikasi. Pengujian ini diharapkan dapat dilakukan sebelum akhir dekade ini, memungkinkan Airbus untuk menguji kinerja mesin dalam kondisi penerbangan sebenarnya.

Selain efisiensi bahan bakar, desain open-fan juga berpotensi mengurangi polusi suara di sekitar bandara, menjadikannya solusi yang lebih ramah lingkungan.

Teknologi Hybrid-Electric: Langkah Menuju Penerbangan Rendah Emisi

Selain open-fan, Airbus juga mengembangkan teknologi hybrid-electric untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi. Sistem ini menggabungkan mesin jet tradisional dengan komponen listrik untuk mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai fase penerbangan.

Teknologi ini memungkinkan pesawat menggunakan tenaga listrik saat taxi di landasan, mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang di bandara. Selain itu, tenaga listrik dapat digunakan untuk membantu mesin utama dalam fase penerbangan tertentu, meningkatkan efisiensi dan memperpanjang daya tahan bahan bakar.

Airbus telah mengembangkan dan menguji sistem hybrid-electric pada mesin turbofan generasi berikutnya. Dengan pendekatan ini, Airbus berharap dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 25%, serta mengurangi emisi karbon dioksida dan nitrogen oksida.

Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meskipun menjanjikan, penerapan sistem hybrid-electric pada pesawat komersial masih menghadapi tantangan besar. Bobot baterai yang masih terlalu berat untuk penerbangan jarak jauh menjadi salah satu hambatan utama. Selain itu, infrastruktur bandara juga perlu beradaptasi dengan teknologi baru ini.

Namun, Airbus tetap optimis bahwa kombinasi open-fan dan hybrid-electric adalah langkah penting menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan. Langkah ini sejalan dengan target industri penerbangan untuk mencapai net-zero carbon emissions pada tahun 2050. Dengan inovasi berkelanjutan, Airbus berupaya memimpin transformasi industri penerbangan menuju masa depan yang lebih hijau.