Strategi Industri Keramik Nasional Hadapi Tarif Trump: Optimalkan TKDN dan Genjot Program 3 Juta Rumah
Industri Keramik Nasional Siapkan Strategi Hadapi Dampak Tarif Amerika Serikat
Kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, memunculkan kekhawatiran bagi industri keramik nasional. Sebagai respons, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menekankan pentingnya optimalisasi program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan percepatan realisasi program pembangunan 3 juta rumah untuk menjaga stabilitas pasar domestik.
Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (4/4/2025), menyatakan bahwa kedua program tersebut memiliki potensi besar untuk menopang permintaan keramik di tengah gejolak ekonomi global. Sertifikasi TKDN, yang telah terbukti efektif meningkatkan penyerapan produk dalam negeri, diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan bagi industri keramik nasional. Selain itu, Asaki mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan program 3 juta rumah yang diyakini akan memberikan efek domino positif bagi industri bahan bangunan secara keseluruhan.
Ancaman Banjir Keramik Impor dan Antisipasi Asaki
Edy Suyanto juga menyoroti potensi masuknya produk keramik dari negara lain ke pasar Indonesia sebagai konsekuensi dari kebijakan tarif AS. Produk-produk yang sebelumnya ditujukan untuk pasar Amerika Serikat berpotensi dialihkan ke Indonesia, sehingga meningkatkan persaingan di pasar domestik. Secara khusus, Asaki mengkhawatirkan lonjakan impor keramik dari India, yang telah menjadi eksportir utama ke AS setelah produk dari China dikenai tarif anti-dumping yang signifikan.
Menanggapi potensi ancaman tersebut, Asaki berencana untuk mengajukan gugatan anti-dumping terhadap keramik impor dari India. Langkah ini bertujuan untuk melindungi industri keramik nasional dari praktik perdagangan yang tidak adil.
Upaya Diplomasi dan Kebutuhan Gas Industri
Selain langkah-langkah proteksi pasar, Asaki juga mendorong pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat terkait kebijakan tarif impor yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Edy Suyanto mengusulkan agar Indonesia membuka pembahasan mengenai potensi impor gas alam cair (LNG) dari Amerika Serikat, mengingat industri keramik nasional saat ini menghadapi tantangan terkait pasokan gas dan mahalnya harga regasifikasi gas.
Dampak Kebijakan Tarif AS
Kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) menetapkan tarif dasar minimal 10 persen untuk semua barang impor. Selain itu, 60 negara, termasuk Indonesia, dikenakan tarif tambahan. Tarif untuk Indonesia ditetapkan sebesar 32 persen, menempatkannya di urutan kedelapan dalam daftar negara yang paling terdampak.
Beberapa negara Asia Tenggara lainnya juga terkena dampak dari kebijakan tarif AS. Malaysia dikenai tarif 24 persen, Kamboja 49 persen, Vietnam 46 persen, dan Thailand 36 persen.
Strategi Jangka Panjang
Asaki menekankan bahwa optimalisasi TKDN dan percepatan program 3 juta rumah adalah langkah strategis untuk memperkuat daya saing industri keramik nasional di tengah tantangan global. Konsistensi pemerintah dalam mendorong alokasi belanja kementerian dan lembaga melalui Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga menjadi kunci keberhasilan.
Selain itu, Asaki meminta agar program 3 juta rumah segera dijalankan, karena bisa menggerakkan sektor:
- Ubin keramik
- Sanitary ware
- Genteng keramik
Dengan langkah-langkah yang komprehensif, Asaki optimis industri keramik nasional dapat menghadapi dampak kebijakan tarif AS dan terus tumbuh secara berkelanjutan.