Tragedi di New Orleans: Mahasiswi Bali Meninggal Dunia dalam Kecelakaan, Keluarga Berupaya Pemulangan Jenazah
Kabar Duka dari Negeri Paman Sam: Kadek Melly Mudiani, Mahasiswi Bali, Berpulang dalam Kecelakaan di Amerika Serikat
Kabar duka menyelimuti sebuah keluarga di Desa Bontihing, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Kadek Melly Mudiani, seorang mahasiswi berusia 24 tahun, menghembuskan nafas terakhir dalam sebuah kecelakaan tragis di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. Kabar ini menjadi pukulan berat bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Melly, demikian sapaan akrabnya, diketahui tengah mengikuti program magang di sebuah restoran di Amerika Serikat. Ia tiba di Negeri Paman Sam pada tanggal 27 November 2024, dengan harapan dapat mengembangkan diri dan meraih pengalaman berharga di kancah internasional. Program magang ini direncanakan berlangsung selama satu tahun, menjadi batu loncatan bagi karirnya di masa depan.
Ayahanda Melly, Ketut Wandika, dengan suara bergetar mengungkapkan bahwa putrinya memang memiliki cita-cita tinggi untuk berkarir di luar negeri. Sebelum bertolak ke Amerika, Melly sempat menimba pengalaman di sebuah hotel di Bali. "Yang jelas mengejar reputasi sebagai pekerja migran," ujarnya, menggambarkan semangat dan ambisi putrinya.
Semasa kuliah, Melly juga pernah mendapatkan kesempatan beasiswa magang ke luar negeri. Namun, impian itu harus tertunda akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Cita-Cita yang Pupus dan Harapan Pemulangan Jenazah
Tangis Wandika tak terbendung saat mengenang cita-cita putrinya yang kini telah pupus. Melly memiliki keinginan besar untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja di Australia, demi mengembangkan karirnya dan meraih pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan kemampuannya.
"Sekarang Melly sudah tidak ada, saya terharu dengan cita-cita dia. Yang buat saya menangis," ucap Wandika dengan nada pilu. Ia menggambarkan Melly sebagai sosok yang mandiri dan penuh inisiatif. "Dia betul-betul mandiri. Mau berangkat ke Amerika, saya tidak pernah ikut campur. Dia minta bapak dan ibunya tenang. Melly mau cari pengalaman," kenangnya.
Menurut informasi yang diperoleh, Melly meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi pada hari Sabtu, 29 Maret 2025. Mobil yang ditumpanginya menjadi korban tabrakan oleh sebuah kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Sebelum kejadian nahas tersebut, Melly sempat berkomunikasi dengan keluarganya pada hari Jumat, 28 Maret 2025, sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Ia menanyakan tentang pawai ogoh-ogoh di desa. Selain itu, Melly juga sempat menghubungi ibunya, Komang Sudarmi, pada hari Sabtu, 29 Maret 2025.
Namun, panggilan tersebut baru diterima keesokan harinya karena akses seluler dimatikan oleh pemerintah setempat selama Hari Raya Nyepi. "Saat upacara pengerupukan, dia minta tolong videoin ogoh-ogoh dan paradenya. Ibunya sempat dihubungi. Besoknya baru masuk karena tidak ada jaringan internet," kata Wandika.
Kini, pihak keluarga hanya memiliki satu harapan, yaitu jenazah Melly dapat segera dipulangkan ke Tanah Air. Keluarga juga belum mengetahui secara pasti kondisi Melly setelah kecelakaan tersebut. Informasi yang mereka terima terbatas pada identifikasi melalui barang-barang dan dokumen yang ditemukan.
"Sampai hari ini saya selaku orangtua, belum bisa melihat seperti apa anak saya. Saya hanya bisa lihat identitasnya saja dicocokkan di tubuh melekat sebuah tas, saat itu diperlihatkan tim medis didampingi FBI, dibuka satu-satu," ujar Wandika dengan nada sedih.
Upaya Pemulangan Jenazah dan Penggalangan Dana
Wandika menjelaskan, berdasarkan koordinasi dengan aparat negara setempat dan pengacara perusahaan, proses pemulangan jenazah Melly diperkirakan memakan waktu 10-13 hari. Mengingat, jika menunggu asuransi pemulangan jenazah disebut baru bisa dilakukan hingga dua bulan.
Saat ini, WNI yang berada di Amerika Serikat tengah menggalang dana untuk membantu membiayai pemulangan jenazah Melly. Diharapkan, upaya ini dapat mempercepat proses pemulangan dan meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
"Mudah-mudahan dengan dukungan teman-teman Melly, menggalang dana bisa terkumpul sehingga bisa dipulangkan. Mereka juga membantu memantau perkembangan penyelidikan di sana," pungkas Wandika.
Kisah tragis Kadek Melly Mudiani ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya keselamatan dan kehati-hatian, terutama saat berada di perantauan. Semoga Melly mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.
- Kronologi Singkat:
- 27 November 2024: Kadek Melly Mudiani berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti program magang.
- 29 Maret 2025: Melly meninggal dunia dalam kecelakaan di New Orleans.
- Saat ini: Keluarga berupaya memulangkan jenazah Melly ke Bali.