Arus Balik Lebaran 2025: Ancaman *Microsleep* Mengintai Pemudik, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Arus Balik Lebaran 2025: Waspada Microsleep, Jaga Keselamatan di Jalan

Masa arus balik Lebaran 2025 menjadi momen penting bagi para pemudik untuk kembali ke perantauan setelah merayakan hari raya bersama keluarga. Namun, perjalanan panjang dan melelahkan seringkali menghadirkan tantangan tersendiri, salah satunya adalah ancaman microsleep. Kondisi ini dapat menjadi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran sesaat yang berlangsung hanya beberapa detik. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama bagi pengemudi, karena dapat terjadi tanpa disadari dan menyebabkan hilangnya kendali atas kendaraan. Dosen Disaster dan Emergency Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Agung Wijaya, menjelaskan bahwa microsleep berbeda dengan tidur biasa. Meskipun istirahat sejenak dapat membantu, kondisi ini dapat berulang dan tetap menjadi ancaman.

Mengenali Gejala Microsleep

Penting bagi para pemudik untuk mengenali gejala microsleep agar dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Pandangan kosong saat mengemudi, terutama di jalan yang lurus dan monoton.
  • Reaksi yang lambat terhadap stimulus atau komunikasi.
  • Kesulitan mengingat kejadian atau tindakan beberapa menit terakhir.
  • Hypnic jerk atau sentakan tiba-tiba pada tubuh.
  • Mata terasa perih.
  • Kemudi terasa tidak stabil.
  • Kendaraan berjalan zig-zag atau cenderung ke satu arah.
  • Kecepatan kendaraan yang berubah-ubah tanpa disadari.

Agung Wijaya menambahkan bahwa microsleep dapat terjadi baik dengan mata terbuka maupun tertutup. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mengenali tanda-tanda kelelahan.

Strategi Pencegahan dan Penanganan Microsleep

Untuk mencegah microsleep, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Istirahat Cukup: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh. Kurang tidur adalah faktor utama penyebab microsleep.
  • Pola Tidur Teratur: Usahakan untuk memiliki pola tidur yang teratur beberapa hari sebelum perjalanan mudik. Hal ini akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap fit.
  • Asupan Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari makanan tinggi karbohidrat dan gula sebelum dan selama perjalanan. Makanan tersebut dapat menyebabkan rasa kantuk.
  • Istirahat Berkala: Lakukan istirahat setiap 3-4 jam selama perjalanan. Manfaatkan rest area untuk beristirahat, meregangkan otot, dan menyegarkan diri.
  • Tidur Sejenak: Jika merasa sangat mengantuk, tidurlah sejenak selama 20-30 menit. Tidur singkat dapat membantu memulihkan kesegaran tubuh.
  • Peregangan: Lakukan peregangan ringan untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot.

Peraturan dan Imbauan Keselamatan

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur kewajiban pengemudi kendaraan bermotor umum untuk beristirahat selama setengah jam setelah berkendara selama empat jam berturut-turut. Hal ini bertujuan untuk mencegah kelelahan dan mengurangi risiko kecelakaan.

Agung Wijaya menekankan pentingnya mengutamakan keselamatan selama perjalanan arus balik Lebaran. Jangan memaksakan diri untuk terus mengemudi jika merasa lelah atau mengantuk. Segera berhenti di tempat istirahat terdekat dan beristirahatlah hingga kondisi tubuh benar-benar pulih.

Dengan mengenali gejala microsleep dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan para pemudik dapat melakukan perjalanan arus balik Lebaran 2025 dengan aman dan selamat sampai tujuan. Selamat kembali ke perantauan, dan selalu utamakan keselamatan di jalan raya!