Ketegangan Meningkat: Israel Lancarkan Serangan Balasan di Suriah, Damaskus Murka

Konflik Memanas: Israel dan Suriah Saling Tuduh Setelah Serangan Mematikan

Gelombang serangan udara Israel terhadap sejumlah target militer di Suriah telah memicu kemarahan Damaskus, yang menuduh Tel Aviv melakukan tindakan destabilisasi yang disengaja. Serangan yang dikonfirmasi menewaskan sedikitnya 13 orang ini, diklaim Israel sebagai respons terhadap tembakan yang berasal dari wilayah Suriah selatan selama operasi militer.

Israel memperingatkan Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, tentang konsekuensi berat jika keamanan negara Yahudi itu terancam. Sejak penggulingan Bashar al-Assad oleh pemberontak yang dipimpin kelompok Islamis pada November 2024, Israel secara intensif membombardir aset-aset militer Suriah. Bahkan, pasukan Israel dilaporkan telah melakukan serangan darat ke wilayah Suriah selatan, dengan tujuan menjauhkan pasukan pemerintah baru dari garis perbatasan.

Korban Sipil Berjatuhan

Menurut laporan dari provinsi Daraa, Suriah selatan, sembilan warga sipil tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka akibat penembakan yang dilakukan oleh Israel di dekat kota Nawa. Pemerintah provinsi menggambarkan serangan ini sebagai serangan darat terdalam yang pernah dilakukan Israel ke wilayah Suriah selatan.

Namun, Syrian Observatory for Human Rights memberikan keterangan berbeda. Mereka melaporkan bahwa korban tewas adalah anggota milisi bersenjata setempat yang tewas dalam upaya menghadapi pasukan Israel setelah seruan jihad bergema dari masjid-masjid di wilayah tersebut.

Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya sedang melakukan operasi di daerah Tasil, dekat Nawa, ketika insiden terjadi. Mereka mengklaim telah menyita senjata dan menghancurkan infrastruktur teroris. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan bahwa pasukan mereka merespons tembakan dengan "melenyapkan beberapa teroris bersenjata dari darat dan udara."

Serangan Balasan dan Peringatan Keras

Sebelumnya, pada hari Rabu, Israel juga menyerang target-target di seluruh Suriah, termasuk wilayah di sekitar Damaskus. Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam serangan tersebut, dengan menyatakan bahwa serangan itu mengakibatkan kehancuran hampir total bandara militer di provinsi Hama dan melukai puluhan warga sipil dan tentara. Kementerian tersebut menyebut eskalasi ini sebagai "upaya yang disengaja untuk mengacaukan Suriah dan memperburuk penderitaan rakyatnya."

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan peringatan keras kepada Presiden Suriah al-Sharaa, dengan menggunakan nama samaran lamanya saat masih aktif di kelompok pemberontak, "Saya memperingatkan pemimpin Suriah Jolani, jika Anda mengizinkan pasukan musuh memasuki Suriah dan mengancam kepentingan keamanan Israel, Anda akan membayar harga yang mahal. Aktivitas angkatan udara kemarin di dekat bandara di T4, Hama, dan wilayah Damaskus mengirimkan pesan yang jelas dan berfungsi sebagai peringatan untuk masa mendatang," tegasnya.

Militer Israel menegaskan bahwa serangan mereka menargetkan kemampuan militer yang masih berada di pangkalan Suriah di Hama dan T4, serta lokasi infrastruktur militer tambahan di wilayah Damaskus. Tujuan Israel adalah untuk mencegah senjata canggih jatuh ke tangan otoritas baru yang mereka anggap sebagai teroris.

Latar Belakang Konflik

Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, memiliki sejarah yang kompleks. Ia pernah berjuang untuk Al-Qaeda di Irak setelah invasi pimpinan AS tahun 2003 dan kemudian mendirikan cabang jaringan kelompok itu di Suriah sebelum akhirnya memutuskan semua hubungan.

Pemerintah Suriah menyatakan bahwa serangan Israel terjadi pada saat negara itu sedang berupaya membangun kembali setelah 14 tahun perang saudara. Suriah menuduh Israel menjalankan strategi untuk menormalkan kekerasan di dalam negeri.

Poin-poin penting dalam konflik terkini:

  • Serangan udara Israel menewaskan 13 orang di Suriah.
  • Israel mengklaim serangan sebagai respons atas tembakan dari Suriah.
  • Suriah menuduh Israel melakukan destabilisasi dan menyerang infrastruktur sipil.
  • Korban sipil dilaporkan di dekat kota Nawa.
  • Israel memperingatkan Presiden Suriah tentang konsekuensi jika keamanan Israel terancam.
  • Serangan Israel menargetkan pangkalan militer di Hama dan T4.
  • Suriah menuduh Israel menormalisasi kekerasan di dalam negeri.

Konflik yang meningkat antara Israel dan Suriah ini menggarisbawahi kompleksitas dan ketidakstabilan yang terus berlanjut di wilayah tersebut. Masa depan hubungan antara kedua negara dan dampaknya terhadap stabilitas regional masih belum pasti.