Shell Lakukan Restrukturisasi Manajemen Tingkat Atas, Zoe Yujnovich Mundur

Shell Lakukan Restrukturisasi Manajemen Tingkat Atas, Zoe Yujnovich Mundur

Perusahaan energi multinasional Shell tengah melakukan perombakan besar-besaran dalam struktur manajemennya. Pengumuman mengejutkan datang dari kepergian Zoe Yujnovich, Direktur Gas Terintegrasi dan Hulu, yang akan meninggalkan perusahaan pada akhir Maret 2025 setelah lebih dari satu dekade berkontribusi. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan yang lebih luas untuk meningkatkan efisiensi operasional dan merampingkan struktur kepemimpinan senior, sebuah langkah yang digambarkan oleh CEO Wael Sawan sebagai upaya untuk memfokuskan sumber daya pada tiga bidang utama bisnis.

Perubahan kepemimpinan ini tidak hanya melibatkan kepergian Yujnovich. Sebagai bagian dari restrukturisasi, Shell menunjuk Cederic Cremers sebagai Presiden Gas Terintegrasi dan Peter Costello sebagai Presiden Hulu. Pergantian jabatan ini menandai babak baru bagi perusahaan, yang berusaha untuk meningkatkan kinerja dan daya saing di tengah lanskap industri energi yang dinamis dan kompetitif. Langkah ini juga selaras dengan review strategis yang diluncurkan pada tahun 2023, yang bertujuan untuk memangkas biaya dan mengoptimalkan pengembalian investasi. Sebagai bagian dari review tersebut, Shell telah memisahkan divisi energi terbarukan, pembangkit listrik, dan pasokan pelanggan (Shell Energy) menjadi unit pembangkit listrik dan perdagangan yang terpisah, sebuah langkah yang diyakini akan meningkatkan fokus dan efisiensi masing-masing unit.

Lebih lanjut, CEO Sawan menjelaskan visi jangka panjang perusahaan. Ia menyatakan bahwa restrukturisasi ini akan menghasilkan struktur kepemimpinan yang lebih ramping, mencerminkan tiga pilar utama bisnis Shell: Gas Terpadu; Hulu; dan Hilir, Energi Terbarukan, dan Solusi Energi. Perubahan ini juga akan meningkatkan peran divisi Perdagangan dan Pasokan. Perubahan nomenklatur juga dilakukan, dengan semua pemimpin komite eksekutif akan menggunakan gelar "Presiden", menggantikan gelar "Direktur", efektif 1 April 2024. Integrasi direktorat Proyek dan Teknologi ke dalam lini bisnis juga direncanakan pada paruh pertama tahun 2026. Dengan demikian, Shell melakukan perubahan besar-besaran untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan sumber dayanya.

Langkah-langkah restrukturisasi ini menunjukkan komitmen Shell untuk beradaptasi dengan perubahan di sektor energi global. Perusahaan menargetkan peningkatan efisiensi operasional dan penguatan posisi kompetitif di pasar. Kepergian Yujnovich dan penunjukan pemimpin baru menandakan transisi strategi dan fokus baru bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.

Berikut beberapa poin penting dari restrukturisasi Shell:

  • Pengunduran diri Zoe Yujnovich sebagai Direktur Gas Terintegrasi dan Hulu.
  • Penunjukan Cederic Cremers sebagai Presiden Gas Terintegrasi.
  • Penunjukan Peter Costello sebagai Presiden Hulu.
  • Pemisahan Shell Energy menjadi unit pembangkit listrik dan perdagangan terpisah.
  • Integrasi direktorat Proyek dan Teknologi pada paruh pertama 2026.
  • Perubahan gelar pemimpin komite eksekutif menjadi "Presiden".
  • Fokus pada tiga pilar utama bisnis: Gas Terpadu; Hulu; dan Hilir, Energi Terbarukan, dan Solusi Energi.

Restrukturisasi ini diharapkan akan membawa dampak signifikan bagi kinerja dan strategi Shell di masa mendatang.