Kebijakan Tarif Impor AS Era Trump: Indonesia dan Thailand Termasuk dalam Daftar Terdampak
Gelombang Tarif Impor AS Era Trump Menjangkau Asia Tenggara: Indonesia dan Thailand Terdampak
Washington D.C. - Kebijakan perdagangan proteksionis era Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan setelah pemerintah Amerika Serikat secara resmi mengumumkan daftar negara yang terkena dampak tarif impor baru. Langkah ini, yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS, telah memicu kekhawatiran di antara mitra dagang, termasuk Indonesia dan Thailand.
Menurut laporan The New York Times yang dirilis pada Kamis (3/4/2025), lebih dari seratus negara mitra dagang AS menghadapi tarif baru ini. Beberapa negara menghadapi beban tarif yang signifikan, seperti China (34%), Vietnam (46%), Kamboja (49%), Taiwan (32%), India (26%), dan Korea Selatan (25%).
Indonesia dan Thailand, sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara yang dinamis, juga tidak luput dari dampak kebijakan ini. Data dari Gedung Putih menunjukkan bahwa Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32%, sementara Thailand menghadapi tarif sebesar 36%. Pengenaan tarif ini didasarkan pada argumentasi bahwa negara-negara tersebut memiliki surplus perdagangan yang substansial dengan Amerika Serikat, sehingga berkontribusi pada defisit perdagangan AS.
Daftar Lengkap Tarif Impor yang Diberlakukan AS:
Berikut adalah daftar lengkap negara-negara yang terkena dampak tarif impor AS, beserta besaran tarif yang dikenakan:
- China: 34%
- Uni Eropa: 20%
- Vietnam: 46%
- Taiwan: 32%
- Jepang: 24%
- India: 26%
- Korea Selatan: 25%
- Thailand: 36%
- Switzerland: 31%
- Indonesia: 32%
- Malaysia: 24%
- Kamboja: 49%
- Inggris: 10%
- Afrika Selatan: 30%
Reaksi dan Dampak yang Diharapkan
Pengumuman tarif impor ini telah memicu beragam reaksi dari berbagai pihak. Para ekonom memperingatkan potensi dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global dan rantai pasokan. Sementara itu, para pelaku industri di negara-negara yang terkena dampak tarif, termasuk Indonesia dan Thailand, menyatakan kekhawatiran tentang penurunan daya saing produk mereka di pasar AS.
Pemerintah Indonesia dan Thailand diperkirakan akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan ini, termasuk melalui diversifikasi pasar ekspor dan peningkatan daya saing produk lokal. Selain itu, negosiasi bilateral dengan AS juga menjadi opsi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.
Kebijakan tarif impor AS ini mencerminkan perubahan lanskap perdagangan global yang semakin kompleks. Negara-negara di seluruh dunia perlu beradaptasi dan mencari strategi baru untuk menghadapi tantangan dan peluang di era perdagangan yang terus berubah.