Royalti Denny Chasmala dari WAMI Picu Reaksi di Kalangan Komposer
Royalti Denny Chasmala dari WAMI Picu Reaksi di Kalangan Komposer
Jakarta - Komposer dan pencipta lagu ternama, Denny Chasmala, baru-baru ini menjadi sorotan setelah membagikan bukti transfer royalti yang diterimanya dari Wahana Musik Indonesia (WAMI) melalui akun media sosialnya. Transfer sebesar Rp 5,2 juta tersebut merupakan royalti performing rights atas karya-karyanya. Namun, nominal tersebut justru memicu diskusi hangat, bahkan kekecewaan, di kalangan rekan-rekannya sesama komposer.
Denny sendiri mengaku tidak mengetahui secara detail sumber royalti yang diterimanya. Ia menjelaskan bahwa performing rights dapat berasal dari berbagai sumber, seperti radio, televisi, kafe, hingga platform streaming musik. Meskipun ia merasa jumlah yang diterimanya relatif kecil dibandingkan dengan komposer lain, Denny mengaku tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Royalti performing right (RPR) itu kan banyak, ada dari radio, televisi, kafe-kafe. Ya bisa juga dari streaming. Saya nggak tahu perhitungannya gimana (dari LMK) cuma saya terima. Meski pun ada yang 10 kali lipat dari saya, ya saya nggak masalah," ujarnya.
Reaksi berbeda justru datang dari anggota Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI). Beberapa rekan Denny merasa tidak terima dengan jumlah royalti yang diterimanya. Mereka menilai bahwa Rp 5,2 juta terlalu kecil untuk seorang komposer dengan karya-karya populer yang sering dimainkan.
"Teman-teman (AKSI) enggak pada percaya, 'Gila lu ya royalti lu cuma 5,2 juta?' Saya sih biasa aja, tapi yang marah-marah teman-teman aku. (Kata mereka) 'Wah gila, lagu lo paling banyak dimainkan, diperdengarkan, dibandingin lagu yang lain' katanya gitu. Saya ya udah, gak apa-apa, saya anggap rejeki aja sih," jelas Denny.
Denny juga menyoroti perlunya transparansi dari Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dalam memberikan rincian sumber royalti kepada para pencipta lagu. Hal ini penting agar pencipta lagu dapat mengetahui secara pasti dari mana royalti mereka berasal dan merasa lebih nyaman.
"Saya yakin teman pencipta lagu yang dapat dari WAMI nggak tahu sumbernya dari mana. Sebaiknya ada rincian agar pencipta lagu nyaman, apakah itu dari streaming atau dari orang yang menyanyikan lagu saya aja. Cuma ya RPR live concert saya nggak tahu ya, tapi yang jelas teman-teman band kafe atau penyanyi yang nyanyikan lagu saya banyak. Tapi yang gak terima saya dapat Rp 5,2 juta bukan saya, tapi orang-orang yang menggunakan lagu saya," ungkapnya.
Terlepas dari polemik yang muncul, Denny Chasmala menegaskan bahwa ia tidak mempermasalahkan jumlah royalti yang diterimanya. Ia lebih menekankan pentingnya izin bagi siapa pun yang ingin membawakan lagu-lagunya.
Menanggapi hubungannya dengan WAMI, Denny menyatakan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan Adi dari Kla Project dan tidak pernah mempermasalahkan jumlah royalti yang diterimanya. Ia memahami bahwa WAMI mungkin sedang menghadapi tantangan dalam pengelolaan royalti.
"Hubungan saya dengan Adi (Kla Project) baik aja, saya enggak pernah mempertanyakan (jumlah royalti) itu, biarkan itu ranah mereka. Nah kalau saya mempertanyakan itu akan menjadi pertanyaan juga buat semuanya, jadi biarin aja lah. Yang jelas kita udah tahu WAMI itu sedikit kewalahan," pungkas Denny.
Kontroversi royalti yang dialami Denny Chasmala ini kembali membuka diskusi mengenai sistem royalti di Indonesia, transparansi LMK, dan kesejahteraan para pencipta lagu.