Industri Film Indonesia Berduka: Aktor Legendaris Ray Sahetapy Tutup Usia, Kenangan Manis Mengalir dari Rekan Selebritas
Industri Film Indonesia Berduka: Aktor Legendaris Ray Sahetapy Tutup Usia, Kenangan Manis Mengalir dari Rekan Selebritas
Kabar duka menyelimuti dunia perfilman Indonesia. Aktor senior Ray Sahetapy telah berpulang, meninggalkan jejak yang mendalam bagi industri kreatif tanah air. Kepergiannya menjadi pukulan berat, terutama bagi rekan-rekan selebritas yang pernah bekerja sama dan menjalin hubungan personal dengannya. Ungkapan belasungkawa dan kenangan manis pun membanjiri media sosial.
Marcella Zalianty, melalui akun Instagram pribadinya, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam. Ia mengenang Ray Sahetapy sebagai sosok mentor dan kakak yang baik. Marcella mengunggah foto kebersamaannya dengan almarhum, menggambarkan kedekatan mereka. "Beliau orang baik, mentor dan sudah seperti kakak kami," tulis Marcella, "Semoga Ramadan kemarin jadi jalan kebaikan baginya. Kita doakan agar beliau husnul khotimah, diampuni segala-segala salahnya dan mendapat terbaik di sisi-Nya. Rest in peace legendary Om Rey."
Edward Akbar juga merasakan kehilangan yang sama. Ia menyesal belum sempat bertemu dengan Ray Sahetapy sebelum kepergiannya. Melalui unggahannya, Edward memanjatkan doa untuk almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Ia mengenang Ray sebagai mentor yang selalu memberikan inspirasi. "Selamat beristirahat dengan tenang kakakku, mentorku @raysahetapy," tulis Edward, "Semoga amal ibadahmu diterima oleh-Nya dan diberikan tempat terindah di sisi-Nya."
Tamara Bleszynski, yang kini menetap di Bali, juga turut menyampaikan belasungkawanya. Ia mengunggah foto saat dirinya dan Ray Sahetapy membacakan nominasi di Malam Penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025. Tamara menggambarkan Ray Sahetapy sebagai sosok yang menginspirasi melalui ilmu seni peran, nasihat, tawa, dan canda yang tulus. "Bang Ray adalah sosok yang baik dan menginspirasi banyak orang melalui ilmu seni peran, nasihat, tawa, dan canda yang tulus," tulis Tamara, "Terima kasih atas segala ilmu yang telah dibagikan. Warisan semangat dan dedikasinya akan terus hidup dalam hati kami."
Ray Sahetapy dikenal sebagai aktor senior yang mudah bergaul dengan semua kalangan, termasuk aktor dan aktris muda. Tissa Biani, misalnya, membagikan momen kebersamaannya dengan Ray Sahetapy saat mereka bernyanyi dan bermain gitar bersama di sela-sela syuting serial "7 Hari Sebelum 17 tahun" pada tahun 2021. "Innalilahi Wainnailaihi Rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya om Ray Sahetapy," tulis Tissa, "Salah satu aktor legendaris di Indonesia. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan, dan Almarhum husnul khotimah."
Dimas Aditya juga mengenang kebersamaannya dengan Ray Sahetapy saat mereka terlibat dalam satu proyek serial selama kurang lebih satu tahun. Dimas menceritakan bahwa mereka hampir setiap hari berangkat dan pulang bersama ke lokasi syuting. Ia terkesan dengan gagasan-gagasan unik yang dilontarkan oleh Ray Sahetapy. "Pernah terlibat 1 project serial dengan om @raysahetapy selama kurang lebih 1 tahun," kenang Dimas, "Hampir tiap hari pulang pergi ke lokasi di 1 mobil yang sama. Dialog dg si om yg punya gagasan-gagasan yang baru pertama saya dengar dan rasa²nya hanya dari om ray gagasan itu muncul."
Ungkapan duka cita juga membanjiri unggahan terakhir Ray Sahetapy di media sosial. Aktor kelahiran 1 Januari 1957 ini mengawali kariernya di dunia perfilman pada tahun 1980 melalui film "Gadis". Film tersebut juga menjadi awal pertemuannya dengan Dewi Yull, yang kemudian menjadi istrinya. Sepanjang kariernya, Ray Sahetapy telah membintangi puluhan film dan sinetron. Film terakhir yang dibintanginya adalah "Lokananta" pada tahun 2024. Kepergian Ray Sahetapy meninggalkan duka mendalam bagi dunia perfilman Indonesia. Namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu aktor terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Berikut adalah beberapa film yang pernah dibintangi oleh Ray Sahetapy:
- Gadis (1980)
- Jangan Renggut Cintaku (1990)
- Эльдорадо (Eldorado) (1992)
- Rembulan di Ujung Dahan (2013)
- 稻香 (Dao xiang) (2014)
- Lokananta (2024)
Kepergian Ray Sahetapy merupakan kehilangan besar bagi dunia seni peran Indonesia. Dedikasinya, talenta, dan kepribadiannya yang hangat akan selalu dikenang oleh rekan-rekan, penggemar, dan seluruh masyarakat Indonesia.