Tragedi Anggruk: Klarifikasi Identitas Guru Rosalia Sogen, Bukan Mata-Mata Seperti Tuduhan KKB

Klarifikasi IKF NTT Papua Terkait Status Rosalia Sogen

Ikatan Kerukunan Flobamora Nusa Tenggara Timur (IKF NTT) Provinsi Papua dengan tegas membantah tuduhan bahwa Rosalia Rerek Sogen (30), guru yang menjadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, adalah seorang mata-mata.

Sekretaris IKF NTT Papua, Melky Weruin, dalam keterangan pers di Abepura, Kota Jayapura, menyatakan bahwa Rosalia adalah seorang guru yang murni menjalankan tugasnya di Distrik Anggruk. "Korban Rosalia Sogen merupakan guru yang selama ini melaksanakan tugasnya di Distrik Anggruk. Dia bukan mata-mata TNI-Polri seperti yang dituduhkan oleh KKB selama ini," ujarnya.

Penjelasan Terkait Foto Viral

Wakil Ketua II Bidang Hukum dan Advokasi IKF NTT Papua, Matheius Mamun Sare, juga meluruskan isu terkait foto Rosalia yang beredar luas di media sosial. Foto tersebut, menurutnya, diambil saat Rosalia masih berstatus sebagai mahasiswa dan aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa di Universitas Nusa Cendana Kupang NTT.

"Foto pakai loreng itu saat masih berstatus mahasiswa tahun 2014 dan terlibat di Menwa. Kita tahu bahwa sebagai mahasiswa yang tergabung dalam Menwa pasti menggunakan seragam loreng. Artinya, Rosalia bukan anggota TNI seperti yang dituduhkan selama ini," jelas Matheius. Ia menambahkan bahwa Rosalia adalah lulusan Program Studi Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Nusa Cendana Kupang NTT, dan menyelesaikan studinya pada tahun ajaran 2019/2020.

Penugasan Resmi Sebagai Guru

"Korban Rosalia Sogen benar-benar seorang yang berprofesi sebagai guru yang ditugaskan di Distrik Anggruk oleh Pemda Kabupaten Yahukimo melalui Yayasan Serafim Care," tegas Matheius. Hal ini sekaligus membantah segala spekulasi yang beredar mengenai keterlibatan Rosalia dengan pihak keamanan.

Konfirmasi dari Pemerintah Daerah Yahukimo

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, sebelumnya juga telah menyampaikan bahwa guru dan tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan KKB di Distrik Anggruk telah bertugas sejak tahun 2021. Perekrutan dilakukan secara transparan dengan seleksi ketat.

"Kami lakukan perekrutan secara transparan sejak 2021. Mereka yang bertugas ini benar-benar memiliki ijazah sarjana pendidikan dan sarjana di bidang kesehatan," kata Didimus. Ia menekankan bahwa setiap guru dan tenaga medis yang dikontrak Pemda Kabupaten Yahukimo telah melalui pemeriksaan latar belakang yang mendetail.

Didimus juga menegaskan bahwa guru dan tenaga kesehatan tersebut bukanlah aparat TNI-Polri seperti yang dituduhkan oleh TPNPB-OPM. "Kalau ada kelompok yang mengatakan mereka adalah aparat keamanan TNI-Polri yang mata-mata, itu tidak benar," tegasnya.

Penghormatan Sebagai Pahlawan Kemanusiaan

Kepergian Rosalia Rerek Sogen meninggalkan duka mendalam. Bupati Flores Timur, NTT, Antonius Doni Dihen, menyebut Rosalia sebagai pahlawan kemanusiaan atas dedikasinya mengabdi di daerah pedalaman Papua.

"Kami sambut beliau (almarhumah Rosalia) sebagai pahlawan keluarga, pendidikan, dan pahlawan kemanusiaan," ujarnya saat penjemputan jenazah Rosalia di Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Antonius memberikan apresiasi kepada Rosalia yang memilih untuk mengabdi di daerah pedalaman Papua, yang bukan pilihan mudah bagi banyak orang.

Rosalia Sogen dimakamkan di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT. Kisah Rosalia menjadi pengingat akan dedikasi para guru dan tenaga kesehatan yang berjuang di daerah terpencil, serta risiko yang mereka hadapi.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pemda Yahukimo dan komunitas Flobamora serta Paguyuban Lewolema di Papua yang telah memfasilitasi kepulangan jenazah Rosalia hingga tiba di Larantuka.