Banjir Bekasi Lumpuhkan Mal Mega: Pedagang Berjuang Selamatkan Barang di Tengah Kegelapan

Banjir Bekasi Lumpuhkan Mal Mega: Pedagang Berjuang Selamatkan Barang di Tengah Kegelapan

Bencana banjir yang melanda Bekasi pada Selasa (4/3/2025) lalu mengakibatkan kerugian besar bagi para pedagang di Mal Mega Bekasi. Hingga Rabu malam (5/3/2025), para pedagang masih berjibaku menyelamatkan sisa barang dagangan mereka yang terendam banjir. Suasana di lantai dasar mal sangat memprihatinkan; gelap gulita tanpa penerangan, hanya dihiasi cahaya redup dari senter dan lampu ponsel para pedagang yang tengah berjuang di tengah genangan air setinggi dada, bahkan perut bagi sebagian mereka.

Proses evakuasi dan penyortiran barang dilakukan dalam kondisi yang sangat sulit. Air banjir yang masih menggenang setinggi 1,3 meter menyulitkan akses dan pengambilan barang. Kegelapan total semakin memperparah keadaan, memaksa para pedagang untuk mengandalkan penerangan seadanya. Oestavian (28), seorang karyawan toko distro, menceritakan bagaimana ia dan sepuluh rekan kerjanya bekerja keras memilah barang-barang yang masih layak jual di tengah keterbatasan tersebut. Mereka bekerja hingga malam hari, memilah dan mengemas barang-barang ke dalam karung untuk kemudian dibawa pulang dan dibersihkan.

"Mau dibersihkan dulu, kita pilih yang bagus-bagus bisa dijual lagi, atau nanti bagaimana baiknya," ungkap Oestavian. Ia menjelaskan bahwa pihak mal memberikan waktu hingga sore hari untuk pengambilan barang. Namun, proses ini jauh dari kata mudah, mengingat banyak barang yang tersebar dan sulit dijangkau di dalam air yang keruh.

Kesulitan serupa juga dialami Fahrozak (50), pedagang aksesoris. Ia mengungkapkan bahwa hanya sekitar 50% barang dagangannya yang dapat diselamatkan. Kerugian yang diderita sangat besar, mengingat usaha yang telah dibangun bertahun-tahun kini terancam hancur akibat bencana banjir. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam bagi para pedagang yang kini menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Kondisi memprihatinkan ini memunculkan beberapa tuntutan dari para pedagang:

  • Penghentian penggunaan lantai dasar sebagai area komersial: Fahrozak dan para pedagang lainnya meminta agar lantai dasar mal tidak lagi digunakan sebagai area komersial, mengingat kerentanannya terhadap banjir. Mereka menyarankan agar area tersebut dialihfungsikan, misalnya menjadi area parkir, untuk meminimalisir kerugian di masa mendatang.
  • Tanggung jawab manajemen mal: Para pedagang mendesak manajemen Mal Mega Bekasi untuk bertanggung jawab atas kerugian yang mereka alami. Mereka berharap adanya kompensasi dan solusi konkret untuk membantu mereka kembali berjualan.
  • Dukungan pemerintah: Para pedagang juga berharap adanya bantuan dari pemerintah, misalnya dalam bentuk penyediaan tempat berjualan sementara, guna membantu mereka pulih dari kerugian yang diderita.

Insiden banjir di Mal Mega Bekasi ini menyoroti pentingnya mitigasi bencana dan tanggung jawab bersama dalam menghadapi risiko kerugian akibat bencana alam. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) yang rentan terhadap dampak bencana alam. Ke depannya, dibutuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat untuk mengurangi dampak kerugian bagi para pedagang yang terdampak bencana.