Banjir Pekanbaru: 14.200 Jiwa Terdampak, Pemerintah Bergerak Atasi Krisis Kemanusiaan
Banjir Pekanbaru: 14.200 Jiwa Terdampak, Respon Pemerintah Terhadap Krisis Kemanusiaan
Luapan Sungai Siak telah mengakibatkan bencana banjir yang melanda permukiman warga di Kecamatan Rumbai dan sejumlah wilayah lain di Kota Pekanbaru, Riau. Bencana ini telah berdampak pada lebih dari 14.200 jiwa, mengakibatkan kerugian material dan menimbulkan kekhawatiran akan kesehatan serta keselamatan warga. Tim Kompas.com, bersama petugas kepolisian, melakukan peninjauan langsung ke lokasi banjir menggunakan perahu karet, menyaksikan langsung dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini.
Rumah-rumah warga di sekitar sungai terendam hingga ketinggian bervariasi, antara 50 sentimeter hingga satu meter. Kondisi ini memaksa sebagian warga untuk mengungsi, sementara yang lain bertahan di rumah dengan barang-barang yang telah diangkat ke tempat yang lebih tinggi. Menariknya, meskipun di tengah kondisi yang sulit, terlihat sejumlah anak-anak bermain air di genangan, mencerminkan ketahanan dan adaptasi anak-anak terhadap kondisi lingkungan sekitar mereka. Sebagian besar rumah di daerah tersebut memang merupakan rumah panggung, sebuah adaptasi terhadap pola banjir musiman yang kerap terjadi.
Pemerintah Kota Pekanbaru telah merespon situasi darurat ini dengan langkah-langkah penanganan krisis kemanusiaan. Berdasarkan keterangan Camat Rumbai, Abdul Rahman, banjir telah berlangsung selama tiga hari dan melanda tiga kelurahan: Sri Meranti, Meranti Pandak, dan Palas. Meskipun beberapa warga telah mengungsi ke tenda-tenda pengungsian yang disediakan, banyak juga yang masih bertahan di rumah masing-masing. Saat ini, fokus utama pemerintah adalah pendataan warga terdampak, berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru.
Kepala Dinas Sosial Pekanbaru, Idrus, menjelaskan bahwa telah didirikan 20 titik tenda pengungsian di pinggir Jalan Yos Sudarso, yang disediakan oleh berbagai instansi, termasuk Dinas Sosial, BPBD, Polri, TNI, Satpol PP, dan Pramuka. Pemerintah Kota Pekanbaru menyalurkan bantuan makanan, namun menghadapi kendala distribusi karena jumlah warga terdampak terus bertambah. Idrus mengakui kesulitan dalam penyesuaian jumlah bantuan dengan jumlah warga yang terus meningkat setiap harinya.
Lebih lanjut, Idrus menjelaskan bahwa banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Rumbai, tetapi juga melanda Kecamatan Rumbai Timur, Senapelan, Payung Sekaki, Limapuluh, dan Tenayan Raya. Untuk menunjang upaya penanggulangan bencana, dapur umum terpusat didirikan di Dinas Sosial Provinsi Riau, dengan pengadaan logistik yang langsung ditangani oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid. Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada warga yang terdampak, terutama memastikan ketersediaan makanan untuk berbuka puasa dan sahur selama bulan Ramadan.
Polisi dari Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Riau juga aktif dalam membantu evakuasi dan memantau kondisi warga di lokasi banjir. Petugas kepolisian juga memberikan imbauan kepada warga untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bahaya yang masih mungkin terjadi mengingat ketinggian air yang berpotensi bertambah.
Situasi ini menuntut koordinasi dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat dalam menangani dampak banjir dan memenuhi kebutuhan para korban. Keberadaan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak menjadi sangat penting dalam upaya pemulihan pascabanjir dan meringankan beban warga terdampak.