WHO Salurkan Bantuan Medis Mendesak ke Myanmar Pasca Gempa Dahsyat
WHO Respons Cepat Bencana Gempa Myanmar: Bantuan Medis Dikerahkan ke Rumah Sakit yang Kewalahan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bergerak cepat merespons dampak dahsyat gempa bumi yang mengguncang Myanmar. Dua gempa bumi berkekuatan 7,7 SR dan 6,4 SR pada Jumat (28/3/2025) telah menyebabkan kerusakan signifikan dan membebani sistem kesehatan di negara tersebut. Sebagai tanggapan, WHO telah mengirimkan 3 ton pasokan medis penting ke rumah sakit-rumah sakit di Nay Pyi Taw dan Mandalay, dua wilayah yang paling terdampak.
Pengiriman bantuan ini merupakan langkah awal dalam upaya WHO untuk mendukung Myanmar dalam mengatasi krisis kesehatan yang diakibatkan oleh bencana alam ini. Bantuan yang dikirimkan meliputi peralatan trauma, tenda serbaguna, obat-obatan esensial, dan perlengkapan pendukung lainnya. Pasokan ini sangat penting untuk membantu rumah sakit yang kewalahan dalam menangani lonjakan pasien yang terluka akibat gempa.
Distribusi Bantuan dan Fokus Utama
Pasokan medis telah tiba di rumah sakit dengan kapasitas 1.000 tempat tidur di Nay Pyi Taw dan segera didistribusikan ke Rumah Sakit Umum Mandalay. Kedua fasilitas kesehatan ini menjadi pusat perawatan utama bagi para korban gempa. WHO menyadari bahwa kebutuhan akan layanan kesehatan sangat besar dan kompleks, termasuk:
- Perawatan trauma dan bedah
- Pasokan transfusi darah yang memadai
- Anestesi dan obat-obatan esensial
- Manajemen korban massal
- Akses air bersih dan sanitasi
- Kesehatan mental dan dukungan psikososial
Langkah Selanjutnya: Bantuan Skala Besar dan Dukungan Operasional
WHO tidak berhenti pada pengiriman pertama ini. Organisasi ini sedang mempersiapkan pengiriman kedua yang terdiri dari Peralatan Kesehatan Darurat Antar-Lembaga. Setiap peralatan dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar bagi 10.000 orang selama tiga bulan. Ini merupakan komitmen jangka panjang WHO untuk membantu Myanmar pulih dari bencana ini.
Selain pasokan medis, WHO juga memberikan dukungan operasional kepada tim tanggap cepat yang ditempatkan di rumah sakit-rumah sakit di daerah yang terkena dampak. Tim ini membantu dalam koordinasi, penilaian kebutuhan, dan memastikan bahwa bantuan didistribusikan secara efektif kepada mereka yang membutuhkan.
Tantangan dan Kekhawatiran di Lapangan
Skala penuh dampak gempa bumi di Myanmar masih belum sepenuhnya dipahami. Kematian, cedera, dan kerusakan pada fasilitas kesehatan terus dievaluasi. Data awal menunjukkan bahwa daerah perkotaan Mandalay, Sagaing, dan Nay Pyi Taw mengalami kerusakan terparah.
Di Nay Pyi Taw, beberapa fasilitas kesehatan publik dan swasta, termasuk poliklinik besar, telah dilaporkan rusak. Informasi dari Sagaing masih terbatas karena gangguan listrik dan komunikasi. WHO terus berupaya mengumpulkan informasi lebih lanjut untuk merespons kebutuhan yang berkembang.
Situasi di Myanmar sangat mengkhawatirkan karena permintaan akan layanan kesehatan yang sudah rapuh di daerah yang dilanda konflik. Sebelum gempa bumi, diperkirakan 12,9 juta orang di Myanmar membutuhkan intervensi kesehatan kemanusiaan pada tahun 2025. Gempa bumi ini semakin memperburuk situasi dan menyoroti perlunya dukungan internasional yang berkelanjutan untuk sistem kesehatan Myanmar.
WHO terus bekerja sama dengan pemerintah Myanmar dan mitra lainnya untuk memberikan bantuan yang diperlukan dan memastikan bahwa semua orang yang terkena dampak gempa bumi menerima perawatan yang mereka butuhkan.