Idul Fitri di Inggris: Kerinduan Siswa Indonesia akan Tradisi Lebaran di Tanah Air

Lebaran Jauh dari Tanah Air: Kerinduan Siswa Indonesia di Inggris

Perayaan Idul Fitri 1446 H (2025) menghadirkan pengalaman unik bagi Zwesty Aridasarie dan suaminya, yang tengah menempuh pendidikan di Inggris. Jauh dari gemerlap tradisi Lebaran di Indonesia, mereka merasakan suasana yang hening dan berbeda. Kerinduan akan suara takbir yang menggema dan pawai obor yang meriah menjadi semakin terasa.

"Perbedaan suasana sangat terasa dibandingkan dengan di Indonesia. Tidak ada suara takbir yang berkumandang, tidak ada pawai obor, sehingga suasana terasa sepi dan kurang semarak," ungkap Zwesty kepada media. Perbedaan waktu enam jam antara Inggris dan Indonesia juga menjadi tantangan dalam berkomunikasi dengan keluarga.

Mengobati Rindu dengan Kebersamaan

Meskipun suasana Lebaran di Inggris berbeda, Zwesty tidak merasa sendiri. Kehadiran sesama Warga Negara Indonesia (WNI) di Sheffield menjadi obat rindu. Kebersamaan dan silaturahmi dengan komunitas Indonesia membantu menciptakan kehangatan di tengah suasana yang asing. Rencananya, akan ada acara silaturahmi yang diadakan oleh komunitas WNI di Sheffield untuk memeriahkan lebaran.

"Untungnya, teman-teman Indonesia di sini banyak mengadakan acara kumpul-kumpul, jadi bisa dialihkan dengan ngobrol dan makan-makan. Nggak kesepian," ujar Zwesty.

Menjaga Tradisi di Negeri Orang

Meski jauh dari keluarga, Zwesty tetap berusaha menjaga tradisi Lebaran. Ia membuat kue-kue khas Lebaran seperti kastengel dan nastar untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman. Komunikasi dengan keluarga di Indonesia juga terus dijaga melalui video call.

"Saya memberi tahu keluarga di Indonesia bahwa kami akan merayakan Lebaran di hari berbeda lewat video call. Selepas sholat Id kemarin, kami menghubungi keluarga untuk mengabarkan pengalaman pertama Lebaran di Inggris. Kami sepakat untuk belum saling 'sungkem online', menunggu saat yang tepat ketika bertepatan dengan Lebaran di Indonesia," jelasnya.

Menyikapi Perubahan dengan Hati Terbuka

Pengalaman Lebaran di negeri orang menjadi momen bagi Zwesty untuk menyikapi perubahan dengan hati yang terbuka. Ia berusaha untuk tetap terhubung dengan keluarga dan tradisi di Indonesia, sambil beradaptasi dengan lingkungan baru di Inggris. Baginya, Lebaran bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang bagaimana menjaga silaturahmi dan kebersamaan.

"Kalau untuk perayaan Lebaran ini aku sikapi dengan sering berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia, biar rasanya tidak jauh. Minta update foto dan video ketika mereka berkunjung ke rumah saudara untuk mengobati kerinduan. Meskipun akhirnya ada sedihnya, tapi biar tidak merasa jauh dari kebiasaan," imbuhnya.

Adaptasi dan Silaturahmi: Lebaran Bermakna di Inggris

Bagi Zwesty, Lebaran di Inggris adalah tentang adaptasi, menjaga silaturahmi, dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Meskipun kerinduan akan tradisi Lebaran di Indonesia tetap terasa, ia berusaha untuk menikmati momen ini dengan cara yang positif. Kebersamaan dengan komunitas Indonesia di Sheffield menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan di tengah suasana yang berbeda.

Pengalaman Zwesty menjadi cerminan bagi banyak perantau Indonesia yang merayakan Lebaran jauh dari tanah air. Meskipun jarak memisahkan, semangat kebersamaan dan tradisi tetap dijaga untuk merayakan hari kemenangan dengan penuh makna.