Penyerapan Gabah Petani Sentuh Rekor Tertinggi Satu Dekade, Bulog Optimalkan Peran Stabilisator Pangan Nasional
Bulog Ukir Sejarah: Serapan Gabah Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
Perum Bulog mencatatkan prestasi gemilang dengan membukukan rekor penyerapan gabah tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hingga akhir Maret 2025, Bulog berhasil menyerap gabah setara dengan 725.000 ton beras, sebuah pencapaian fenomenal yang melampaui kinerja periode yang sama dalam 10 tahun terakhir. Keberhasilan ini menegaskan komitmen Bulog dalam menjaga stabilitas pangan nasional dan menyejahterakan petani.
Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi yang tepat sasaran dan sinergi yang kuat antara Bulog, petani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan penggilingan beras di berbagai daerah. "Kami terus berupaya memperkuat kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan penyerapan gabah berjalan optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi petani," ujarnya.
Harga Gabah Stabil: Bentuk Kehadiran Negara untuk Petani
Bulog membeli gabah kering panen (GKP) dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram, sesuai dengan ketentuan pemerintah. Harga ini dinilai adil dan menguntungkan petani, serta memberikan dampak positif terhadap nilai tukar petani (NTP) dan mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan petani. "Presiden Prabowo Subianto sangat concern terhadap nasib petani. Melalui Bulog, pemerintah hadir untuk memastikan petani mendapatkan harga yang layak untuk hasil panen mereka," kata Sudaryono.
Strategi Kolaborasi dan Edukasi untuk Petani
Untuk memastikan kelancaran penyerapan gabah, Bulog menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, TNI, dan Polri. Selain itu, Bulog juga aktif memberikan edukasi kepada petani mengenai praktik panen yang baik dan benar, sehingga menghasilkan gabah berkualitas tinggi.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso, menambahkan bahwa Bulog berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penyerapan gabah. "Kami terus berinovasi dan mencari cara-cara baru untuk memastikan petani mendapatkan pelayanan yang terbaik dan harga yang adil untuk hasil panen mereka," ujarnya.
Dampak Positif Penyerapan Gabah
Penyerapan gabah yang optimal memberikan dampak positif yang signifikan bagi berbagai pihak, antara lain:
- Petani: Mendapatkan harga yang adil untuk hasil panen mereka, meningkatkan pendapatan, dan mendorong kesejahteraan.
- Konsumen: Terjamin ketersediaan beras dengan harga yang stabil.
- Pemerintah: Terjaga stabilitas pangan nasional dan tercapai target swasembada pangan.
- Ekonomi: Mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan meningkatkan nilai tukar petani (NTP).
Dengan capaian ini, Bulog semakin optimis dapat terus berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang lebih kuat dan meningkatkan kesejahteraan petani. Bulog juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mencapai target swasembada pangan di masa depan, sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Tantangan ke Depan
Meski telah mencatatkan prestasi gemilang, Bulog menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi di masa depan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi gabah.
- Fluktuasi harga gabah di pasar global.
- Persaingan dengan importir beras.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bulog akan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam seluruh rantai pasok pangan, serta memperkuat kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan.