Keajaiban di Mandalay: Wanita Selamat Setelah Tiga Hari Terkubur Reruntuhan Gempa Myanmar

Keajaiban di Mandalay: Wanita Selamat Setelah Tiga Hari Terkubur Reruntuhan Gempa Myanmar

Kabar baik datang dari Mandalay, Myanmar, di tengah duka dan kehancuran akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (28/3/2025). Tim penyelamat gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi seorang wanita hidup-hidup dari reruntuhan Hotel Great Wall, hampir 60 jam setelah gempa terjadi.

Penyelamatan Dramatis di Tengah Puing

Wanita yang belum diidentifikasi identitasnya itu ditemukan di antara puing-puing hotel yang hancur lebur di Mandalay, kota yang terletak dekat dengan pusat gempa. Tim penyelamat dari Myanmar dan Thailand bekerja tanpa henti, berpacu dengan waktu untuk mencari korban selamat lainnya di tengah reruntuhan bangunan yang runtuh.

"Ini adalah keajaiban," ujar seorang anggota tim penyelamat yang enggan disebutkan namanya. "Kami tidak menyangka akan menemukan seseorang yang masih hidup setelah tiga hari terkubur di bawah reruntuhan. Ini adalah bukti ketahanan manusia."

Menurut laporan Kedutaan Besar China di Myanmar, wanita tersebut dilaporkan dalam kondisi stabil setelah dievakuasi dari reruntuhan. Ia segera mendapatkan perawatan medis intensif di rumah sakit terdekat.

Respon Internasional dan Tantangan Kemanusiaan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meningkatkan upaya pengiriman bantuan kemanusiaan untuk sekitar 23.000 korban gempa di Myanmar bagian tengah. Bantuan mencakup makanan, air bersih, obat-obatan, dan tempat penampungan sementara.

"Tim kami di Mandalay bekerja sama untuk meningkatkan respons kemanusiaan meskipun mereka sendiri mengalami trauma," kata Perwakilan Badan Pengungsi PBB di Myanmar, Noriko Takagi. "Waktu sangat penting karena Myanmar membutuhkan solidaritas dan dukungan global melalui kehancuran yang luar biasa ini."

Negara-negara tetangga seperti India, Tiongkok, dan Thailand telah mengirimkan bantuan berupa tim penyelamat, pasokan medis, dan bantuan logistik. Malaysia, Singapura, dan Rusia juga turut memberikan bantuan. Amerika Serikat menjanjikan bantuan sebesar USD 2 juta melalui organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan yang berbasis di Myanmar.

Krisis Ganda: Bencana Alam dan Konflik Internal

Gempa bumi ini memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah genting di Myanmar. Negara ini sedang dilanda kekacauan akibat perang saudara yang muncul dari pemberontakan nasional setelah kudeta militer tahun 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Satu kelompok pemberontak melaporkan bahwa militer masih melakukan serangan udara di desa-desa setelah gempa. Menteri Luar Negeri Singapura menyerukan gencatan senjata segera untuk memfasilitasi upaya bantuan kemanusiaan.

Infrastruktur penting seperti jembatan, jalan raya, bandara, dan rel kereta api mengalami kerusakan parah akibat gempa, menghambat upaya pengiriman bantuan. Konflik yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih dari 3,5 juta orang mengungsi dan melemahkan sistem kesehatan yang sudah rapuh.

Daftar Bantuan yang dibutuhkan mendesak:

  • Makanan dan Air Bersih
  • Tenda Darurat dan Selimut
  • Obat-obatan dan Peralatan Medis
  • Perlengkapan Kebersihan Diri

Solidaritas dan dukungan global sangat dibutuhkan untuk membantu Myanmar pulih dari bencana ini dan mengatasi tantangan kemanusiaan yang kompleks yang dihadapi negara tersebut.

Harapan di Tengah Puing

Penyelamatan wanita di Mandalay menjadi secercah harapan di tengah duka dan kehancuran. Kisah ini mengingatkan kita akan ketahanan manusia dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.