Momentum Libur Lebaran 2025: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Menguat

Optimisme Sri Mulyani: Libur Lebaran Pacu Ekonomi Daerah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan proyeksi positif terhadap dampak ekonomi dari periode libur Nyepi dan Lebaran 2025. Ia meyakini bahwa mobilitas masyarakat yang tinggi selama periode tersebut akan menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah-daerah tujuan mudik.

"Aktivitas konsumsi, terutama di sektor kuliner dan pariwisata, akan meningkat signifikan seiring dengan pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan mudik dan berlibur," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (31/3/2025). Ia mencontohkan pengalaman pribadinya saat mengunjungi Dusun Bambu menjelang Lebaran, di mana jumlah pengunjung mencapai 17.000 orang per hari. Hal ini, menurutnya, menjadi indikasi kuat bahwa sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk mendongkrak perekonomian.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menekankan bahwa dampak positif libur Lebaran tidak hanya akan dirasakan oleh kota-kota besar, tetapi juga oleh daerah-daerah yang menjadi tujuan utama para pemudik. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub), potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 diperkirakan mencapai 52% dari total populasi Indonesia, atau sekitar 146,48 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

"Arus mudik akan memicu peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai daerah, terutama di wilayah tujuan mudik. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah secara keseluruhan," tegasnya.

Distribusi Perputaran Uang

Sri Mulyani memperkirakan bahwa sekitar 60% perputaran uang selama libur Lebaran akan terjadi di Pulau Jawa, yang merupakan tujuan utama mudik. Wilayah-wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek akan menjadi pusat aktivitas ekonomi. Sementara itu, sisanya, sekitar 40%, akan tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.

Pergeseran Tren Konsumsi

Meski demikian, Sri Mulyani mengakui adanya pergeseran tren konsumsi masyarakat pada Lebaran tahun ini. Ia melihat bahwa masyarakat cenderung menahan diri untuk membeli pakaian baru. "Mungkin masyarakat lebih fokus pada berkumpul dengan keluarga dan menikmati hidangan Lebaran. Meskipun tidak membeli baju baru, mereka tetap akan berdandan dan melakukan aktivitas lain yang menunjang perayaan Lebaran," jelasnya.

Secara keseluruhan, Sri Mulyani tetap optimistis bahwa libur Lebaran 2025 akan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di daerah-daerah yang menjadi tujuan mudik dan wisata. Peningkatan aktivitas konsumsi, khususnya di sektor kuliner dan pariwisata, akan menjadi motor penggerak utama perekonomian selama periode tersebut.