Gempa Magnitudo 7,7 Luluhlantakkan Myanmar: Jembatan Ava Runtuh, Ribuan Jadi Korban

Gempa Magnitudo 7,7 Luluhlantakkan Myanmar: Jembatan Ava Runtuh, Ribuan Jadi Korban

Gempa bumi dahsyat bermagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada hari Jumat, 28 Maret 2025, menyebabkan kerusakan infrastruktur yang meluas dan menelan ribuan korban jiwa. Salah satu dampak paling mencolok dari bencana ini adalah runtuhnya Jembatan Ava yang ikonik, sebuah jembatan bersejarah yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing di Mandalay.

Jembatan Ava, saksi bisu sejarah Myanmar selama lebih dari satu abad, kini hanya menyisakan puing-puing yang berserakan di Sungai Irrawaddy. Bagian atas jembatan, yang dulunya ramai dilalui kendaraan, ambruk dan tenggelam ke dalam sungai. Meskipun tiang-tiang pondasi masih berdiri kokoh, pemandangan tersebut menjadi simbol kehancuran akibat gempa yang dahsyat.

Dampak Gempa dan Upaya Penyelamatan

Gempa bumi ini tidak hanya meruntuhkan Jembatan Ava, tetapi juga menyebabkan kerusakan signifikan di berbagai wilayah Myanmar, terutama di Mandalay. Hingga Minggu, 30 Maret 2025, jumlah korban jiwa telah mencapai 1.644 orang, dan diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya operasi pencarian dan penyelamatan.

Tim penyelamat terus berjuang untuk mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan bangunan dan infrastruktur yang hancur. Kondisi medan yang sulit dan terbatasnya sumber daya menjadi tantangan utama dalam upaya penyelamatan ini.

Warga yang selamat dari gempa kini menghadapi tantangan berat, termasuk kehilangan tempat tinggal, kekurangan makanan dan air bersih, serta risiko penyebaran penyakit. Bantuan kemanusiaan dari berbagai organisasi dan negara terus mengalir untuk membantu meringankan penderitaan para korban.

Efek Jarak Jauh: Kerusakan di Bangkok

Guncangan gempa juga dirasakan hingga Bangkok, Thailand, yang terletak cukup jauh dari pusat gempa. Meskipun jaraknya relatif jauh, beberapa bangunan di Bangkok mengalami kerusakan akibat getaran gempa.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa kerusakan di Bangkok disebabkan oleh fenomena "Vibrasi Periode Panjang" (Long Vibration Period). Gelombang gempa yang berasal dari Myanmar direspons oleh tanah lunak di Bangkok, menyebabkan resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi.

Jembatan Ava Baru Sebagai Jalur Alternatif

Kendati Jembatan Ava runtuh, warga masih dapat menyeberangi Sungai Irrawaddy melalui Jembatan Ava Baru yang dibangun pada tahun 2008. Jembatan baru ini terletak tidak jauh dari lokasi Jembatan Ava yang hancur, dan menjadi jalur alternatif yang vital untuk menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing.

Runtuhnya Jembatan Ava merupakan kehilangan besar bagi Myanmar, baik dari segi sejarah maupun infrastruktur. Namun, semangat gotong royong dan upaya pemulihan terus dilakukan untuk membangun kembali kehidupan dan infrastruktur yang hancur akibat gempa.

Dampak Gempa:

  • Kerusakan infrastruktur yang meluas
  • Ribuan korban jiwa
  • Kerusakan bangunan di Bangkok akibat efek Vibrasi Periode Panjang
  • Gangguan transportasi dan ekonomi

Upaya Penyelamatan dan Bantuan:

  • Operasi pencarian dan penyelamatan terus berlangsung
  • Bantuan kemanusiaan dari berbagai organisasi dan negara
  • Penyediaan tempat tinggal sementara, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan

Tantangan:

  • Kondisi medan yang sulit
  • Keterbatasan sumber daya
  • Risiko penyebaran penyakit
  • Trauma psikologis korban

Masa Depan Myanmar

Gempa bumi ini menjadi ujian berat bagi Myanmar, yang saat ini juga tengah menghadapi tantangan politik dan ekonomi. Namun, dengan semangat persatuan dan dukungan dari komunitas internasional, Myanmar diharapkan dapat bangkit kembali dan membangun masa depan yang lebih baik.