Xpeng Investasikan Rp 6,8 Triliun untuk Pabrik Mobil Terbang di Guangzhou: Pertaruhan Masa Depan Industri Otomotif China
Xpeng Investasikan Rp 6,8 Triliun untuk Pabrik Mobil Terbang di Guangzhou: Pertaruhan Masa Depan Industri Otomotif China
Produsen kendaraan listrik premium asal China, Xpeng, mengambil langkah berani dengan menginvestasikan 3 miliar yuan atau setara dengan Rp 6,8 triliun untuk membangun pabrik yang khusus memproduksi electric vertical take-off and landing (eVTOL), atau yang lebih dikenal sebagai mobil terbang. Pabrik ambisius ini akan berlokasi di Guangzhou, salah satu pusat ekonomi dan inovasi di China.
Langkah strategis Xpeng ini didorong oleh keyakinan mendalam bahwa pasar mobil terbang memiliki potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kendaraan listrik konvensional dalam dua dekade mendatang. CEO Xpeng, He Xiaopeng, dalam forum China EV100 di Beijing, mengungkapkan optimisme nya bahwa pasar mobil terbang global dapat mencapai nilai fantastis, yaitu US$ 2 triliun, yang notabene dua kali lipat dari ukuran pasar kendaraan darat saat ini.
Optimisme di Tengah Persaingan Ketat
Keputusan Xpeng untuk terjun ke industri mobil terbang ini muncul di tengah persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik China. Meskipun penjualan kendaraan listrik terus meningkat secara signifikan, pertumbuhan pasar diperkirakan akan melambat dalam beberapa tahun mendatang karena tingkat penetrasi yang sudah cukup tinggi.
He Xiaopeng menekankan, meskipun penjualan mobil listrik saat ini hanya menyumbang sebagian kecil dari total volume penjualan otomotif, kontribusinya terhadap pendapatan penjualan sangat signifikan. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh teknologi kendaraan listrik dan menjadi salah satu faktor pendorong investasi Xpeng di sektor mobil terbang.
Ambisi dan Rencana Xpeng
Pabrik mobil terbang Xpeng di Guangzhou direncanakan memiliki kapasitas produksi hingga 10.000 unit per tahun setelah beroperasi penuh pada tahun 2026. Investasi besar ini menunjukkan keseriusan Xpeng dalam mengembangkan teknologi eVTOL dan menjadi pemain utama di pasar mobil terbang global.
Xpeng bukan satu-satunya perusahaan teknologi China yang melirik potensi pasar kendaraan otonom dan mobilitas udara. Raksasa teknologi seperti Baidu juga telah menjalin kemitraan dengan pemerintah Dubai untuk menyediakan taksi tanpa pengemudi pada tahun 2028. Selain itu, produsen kendaraan listrik pintar, Li Auto, juga berupaya membuka sistem operasi kendaraan internal mereka untuk menciptakan ekosistem yang lebih terbuka dan inovatif.
Masa Depan Mobilitas: Lebih dari Sekadar Kendaraan Listrik
Langkah Xpeng dan perusahaan teknologi China lainnya ini menandakan pergeseran fokus dalam industri otomotif. Di tengah persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik, inovasi dan pengembangan teknologi baru menjadi kunci untuk memenangkan hati konsumen dan mempertahankan pertumbuhan. Mobil terbang, kendaraan otonom, dan sistem operasi kendaraan yang canggih diharapkan dapat menjadi daya tarik utama bagi konsumen di masa depan.
China telah menjadi pemimpin global dalam penjualan kendaraan listrik, dengan pertumbuhan tahunan yang signifikan. Namun, dengan potensi pertumbuhan yang melambat, perusahaan-perusahaan otomotif China perlu mencari peluang baru untuk terus berkembang. Investasi Xpeng dalam pabrik mobil terbang adalah contoh nyata bagaimana perusahaan-perusahaan China berani mengambil risiko dan berinovasi untuk menciptakan masa depan mobilitas yang lebih canggih dan berkelanjutan.
Berikut adalah poin-poin penting dalam berita ini:
- Xpeng menginvestasikan Rp 6,8 triliun untuk membangun pabrik mobil terbang di Guangzhou.
- Perusahaan melihat pasar mobil terbang sebagai industri yang lebih besar daripada kendaraan listrik dalam dua dekade mendatang.
- Pabrik direncanakan memiliki kapasitas produksi 10.000 unit per tahun setelah beroperasi pada tahun 2026.
- Perusahaan teknologi China lainnya juga berinvestasi dalam kendaraan otonom dan sistem operasi kendaraan.
- Inovasi dan pengembangan teknologi baru menjadi kunci untuk memenangkan persaingan di pasar otomotif China.