Tragedi Mudik: Pemudik Aceh Terlantar di Tol Cipali, Polisi Subang Turun Tangan

Kisah Pilu Pemudik: Ayah dan Anak Terlantar di Tengah Tol Cipali

Kisah perjalanan mudik yang seharusnya penuh suka cita berubah menjadi mimpi buruk bagi Arianto dan putranya. Mereka mengalami kejadian nahas saat melakukan perjalanan dari Lhokseumawe, Aceh, menuju Indramayu. Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) yang mereka tumpangi menurunkan keduanya di kilometer 110 Tol Cipali, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (29/3/2025) pagi. Peristiwa ini sontak menjadi perhatian publik dan memicu keprihatinan mendalam.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan yang dihimpun, Arianto dan putranya memulai perjalanan dari Aceh dengan tujuan kampung halaman di Indramayu. Tiket bus ALS telah dibeli oleh atasan Arianto seharga Rp 1,3 juta. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di ruas Tol Cipali, mereka diturunkan secara tiba-tiba oleh pihak bus. Alasan penurunan tersebut hingga kini masih menjadi tanda tanya besar.

Tim patroli Satlantas Polres Subang menemukan Arianto dan anaknya yang malang di bahu jalan. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Arianto terlihat berusaha menghentikan kendaraan yang melintas, sementara putranya duduk lemas di rerumputan. Kasat Lantas Polres Subang, AKP Sudirianto, menjelaskan bahwa pihaknya segera menghampiri dan menanyakan alasan keberadaan mereka di lokasi tersebut.

"Saat kami temukan, Bapak Arianto mengatakan bahwa ia dan anaknya telah diterlantarkan oleh bus yang mereka tumpangi," ujar AKP Sudirianto.

Kondisi Memprihatinkan dan Penanganan Cepat

Arianto menceritakan bahwa ia dan putranya terpaksa tidur di bawah jembatan penyeberangan setelah diturunkan oleh bus. Kondisi ini diperparah dengan kondisi kesehatan sang anak yang memiliki keterbatasan fisik dan kesulitan berjalan.

Melihat kondisi tersebut, Satlantas Polres Subang segera mengambil tindakan. Mereka membawa Arianto dan putranya ke dalam mobil patroli dan berupaya menghubungi pihak keluarga di Indramayu. Beruntung, Arianto memiliki nomor kontak keluarganya sehingga polisi dapat mengatur pertemuan di kawasan Cikedung, Indramayu.

"Kami mengantarkan mereka hingga Cikedung, di mana keluarga telah menunggu untuk menjemput," terang AKP Sudirianto.

Investigasi Mendalam dan Tindakan Tegas

Kasus ini menjadi sorotan dan memicu kemarahan publik. Pihak kepolisian berjanji akan melakukan investigasi mendalam terkait dugaan penelantaran yang dilakukan oleh pihak bus ALS. Jika terbukti bersalah, perusahaan otobus tersebut akan dikenakan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh perusahaan transportasi untuk lebih memperhatikan keselamatan dan kenyamanan penumpang, terutama dalam momen mudik yang sangat penting bagi masyarakat. Diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Pemerintah dan aparat terkait juga diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap operasional bus antar kota antar provinsi, terutama dalam hal pemenuhan standar keselamatan dan pelayanan kepada penumpang.

Dampak dan Imbauan

Kisah Arianto dan putranya ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya saling membantu dan peduli terhadap sesama, terutama bagi mereka yang sedang dalam kesulitan. Masyarakat diimbau untuk lebih peka terhadap kondisi di sekitar dan tidak ragu untuk memberikan bantuan jika melihat ada orang yang membutuhkan.

Selain itu, kejadian ini juga menyoroti pentingnya persiapan matang sebelum melakukan perjalanan mudik. Pastikan kondisi kendaraan prima, perbekalan cukup, dan yang terpenting, pilihlah transportasi yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam hal keselamatan dan pelayanan.