Taman Kehati AQUA Klaten: Oasis Konservasi dan Edukasi Lingkungan yang Berkelanjutan

Taman Kehati AQUA Klaten: Lebih dari Sekadar Ruang Terbuka Hijau

Di jantung Klaten, Jawa Tengah, tersembunyi sebuah permata hijau yang lebih dari sekadar ruang terbuka hijau (RTH). Taman Kehati AQUA Klaten, sebuah inisiatif dari PT Tirta Investama (AQUA), menjelma menjadi sebuah living library dan pusat konservasi yang dinamis, mewujudkan komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan dan sumber daya air.

Sebuah Kawasan Konservasi yang Multifungsi

Sejak Kamis pagi (20/2/2025), ketika mentari menyinari rimbunnya pepohonan, Taman Kehati AQUA Klaten telah menjadi saksi bisu dari upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Dengan luas mencapai 4,6 hektare, taman ini bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga berfungsi sebagai:

  • Pelindung Keanekaragaman Hayati: Menjadi rumah bagi ratusan spesies tanaman dan berbagai jenis fauna, termasuk burung hantu serak Jawa yang menjadi indikator ekosistem sehat.
  • Penjaga Keseimbangan Ekosistem Sungai Pusur: Vegetasi riparian di sepanjang sungai berperan penting dalam mencegah erosi, menyerap karbon, dan menyaring air.
  • Pusat Edukasi Lingkungan: Melalui Laboratorium Biotilik dan sistem informasi pohon berbasis barcode, pengunjung dapat belajar tentang ekologi, konservasi air, dan pentingnya menjaga lingkungan.

"Kami ingin taman ini menjadi perpustakaan hidup, tempat siapa saja bisa belajar tentang ekologi dan konservasi air," ujar Stakeholder Relation Manager AQUA Klaten, Rama Zakaria.

Inovasi dalam Edukasi Lingkungan: Sistem Barcode Pohon

Salah satu daya tarik utama Taman Kehati AQUA Klaten adalah sistem barcode pohon yang inovatif. Setiap pohon ditandai dengan tutup galon AQUA bekas yang dilengkapi dengan barcode. Saat dipindai menggunakan ponsel, barcode tersebut akan menampilkan informasi detail tentang pohon tersebut, termasuk nama ilmiah, ukuran, dan estimasi stok karbon yang diserapnya.

Sistem ini tidak hanya memberikan identitas taksonomi kepada setiap pohon, tetapi juga meningkatkan kesadaran pengunjung tentang peran ekologis masing-masing spesies. Sebagai contoh, pemindaian pada pohon mangga hutan (Mangifera indica) mengungkapkan bahwa pohon tersebut memiliki diameter 84 cm, tinggi 15 meter, dan mampu menyerap sekitar 4,2 ton karbon.

Keanekaragaman Hayati yang Memukau

Ketua Koordinator Pengelola Taman Kehati, Nanda Satya Nugraha, menjelaskan bahwa taman ini menjadi habitat bagi lebih dari 200 spesies tanaman. Beberapa di antaranya merupakan vegetasi riparian khas tepian sungai, seperti beringin dan ficus, yang berperan penting dalam menjaga kualitas air dan keseimbangan ekosistem.

Selain itu, taman ini juga memiliki koleksi tanaman khas Kerajaan Jawa, seperti gaharu dan cendana. Keberadaan fauna, seperti burung hantu serak Jawa dan biawak air, semakin menambah kekayaan ekosistem taman ini.

Laboratorium Biotilik: Memantau Kualitas Air Sungai Secara Sederhana

Taman Kehati AQUA Klaten juga dilengkapi dengan Laboratorium Biotilik yang terletak di tepi Sungai Pusur. Laboratorium ini digunakan untuk memantau kualitas air sungai dengan menggunakan makroorganisme air sebagai indikator.

Metode biotilik ini relatif sederhana dan tidak membutuhkan peralatan mahal. Cukup dengan menyaring air sungai dan mengamati jenis makroorganisme yang tersaring, kita dapat mengetahui apakah air tersebut masih bersih atau sudah tercemar.

Makroorganisme indikator kebersihan sungai terbagi menjadi dua kelompok:

  • EPT (Ephemeroptera, Plecoptera, and Trichoptera): Serangga air seperti capung dan larva lalat air yang hanya dapat hidup di air yang kaya oksigen dan minim pencemaran.
  • Non-EPT: Siput air, cacing merah, dan larva serangga tertentu. Keberadaan dalam jumlah besar dapat mengindikasikan penurunan kualitas air.

Ekowisata River Tubing: Menikmati Sungai Sambil Menjaga Kebersihan

Sungai Pusur tidak hanya menjadi pusat penelitian ekologi, tetapi juga lokasi ekowisata river tubing. Wisatawan dapat menyusuri aliran sungai dengan ban besar sambil menikmati pemandangan vegetasi riparian yang asri.

"Dulu, Sungai Pusur dipenuhi sampah. Namun, sejak river tubing mulai berjalan, masyarakat jadi lebih peduli terhadap kebersihan sungai," kata Nanda.

Konservasi adalah Tanggung Jawab Bersama

Untuk menjaga ekosistem tetap terjaga, kunjungan ke Taman Kehati AQUA Klaten dibatasi dan harus melalui reservasi terlebih dahulu melalui Instagram @taman_kehati_aqua_klaten. Tiket masuk memang gratis, tetapi pengunjung diharapkan berkontribusi dalam bentuk aksi konservasi, seperti menanam pohon atau melepas ikan di sungai.

"Keanekaragaman hayati dan kualitas air di sini harus terus dijaga. Konservasi bukan hanya tugas pemerintah atau perusahaan, melainkan tanggung jawab semua pihak," pungkas Nanda. Taman Kehati AQUA Klaten adalah bukti nyata bahwa konservasi dan edukasi lingkungan dapat berjalan beriringan, menciptakan oasis yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.