Bantul Diterjang Bencana: Banjir Genangan, Longsor, dan Kerusakan Infrastruktur Meluas

Bantul Diterjang Bencana: Banjir Genangan, Longsor, dan Kerusakan Infrastruktur Meluas

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (28/3/2025) memicu serangkaian bencana alam yang meluas, menyebabkan banjir genangan, tanah longsor, pohon tumbang, dan kerusakan infrastruktur signifikan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul melaporkan dampak yang dirasakan di 12 Kapanewon, meliputi Kasihan, Dlingo, Bantul, Banguntapan, Imogiri, Jetis, Kretek, Pajangan, Piyungan, Pleret, Sewon, dan Srandakan.

Dampak Bencana yang Meluas

Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang meluas, termasuk:

  • Pohon Tumbang: Sedikitnya 4 pohon tumbang dilaporkan, menghalangi akses dan berpotensi membahayakan keselamatan warga.
  • Gerakan Tanah: Terdapat 23 titik gerakan tanah yang berpotensi menyebabkan longsor susulan.
  • Jembatan Ambrol: Satu jembatan dilaporkan ambrol, memutus akses antar wilayah dan menghambat mobilitas warga.
  • Genangan Air: Sebanyak 26 lokasi mengalami genangan air, mengganggu aktivitas sehari-hari dan merusak properti.
  • Kerusakan Rumah: Enam unit rumah dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor.
  • Gangguan Akses Jalan: Lima akses jalan terganggu akibat longsor dan pohon tumbang.
  • Kerusakan Talut: Tiga talut mengalami kerusakan, meningkatkan risiko longsor lebih lanjut.
  • Kerusakan Fasilitas Pendidikan: Empat fasilitas pendidikan terdampak, mengganggu proses belajar mengajar.
  • Kerusakan Permukiman: Dua puluh satu permukiman terdampak secara keseluruhan.

Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Bantul, Antoni Hutagaol, mengungkapkan bahwa kerugian materi akibat bencana ini diperkirakan mencapai Rp 150 juta. Hujan lebat yang berkelanjutan menjadi faktor utama penyebab meluapnya sungai, memicu banjir genangan, tanah longsor, dan pohon tumbang di berbagai wilayah.

Korban Luka dan Upaya Penanganan

Selain kerusakan infrastruktur, bencana ini juga menyebabkan tiga warga mengalami luka-luka akibat tertimpa material longsor. Ketiga korban, yaitu AA (3), Susilowati (36), dan Saniyah (54), merupakan warga Imogiri. Mereka telah mendapatkan perawatan medis dan diperbolehkan rawat jalan.

Saat ini, banjir genangan telah surut di sebagian besar wilayah terdampak. Tim BPBD dan relawan terus melakukan upaya penanganan terhadap gerakan tanah dan dampak bencana lainnya. Kapolsek Piyungan, Kompol Amir Machmud, melaporkan bahwa dua unit rumah di Jombor, Srimulyo, Piyungan, mengalami kerusakan parah akibat tertimpa longsoran. Tim Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalurahan Srimulyo telah diterjunkan ke lokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi dan penanganan darurat.

Antisipasi dan Imbauan

Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi, BPBD Bantul mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana susulan. Masyarakat di wilayah rawan longsor diimbau untuk mengungsi sementara waktu jika hujan deras terjadi secara terus-menerus. Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan drainase agar tidak terjadi penyumbatan yang dapat memperparah banjir.

BPBD Bantul terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan pemantauan, penanganan, dan pemulihan pasca-bencana. Bantuan logistik dan kebutuhan dasar lainnya juga terus disalurkan kepada para korban terdampak. Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam upaya penanggulangan bencana dan saling membantu sesama.