Gempa Dahsyat Myanmar 2025: Analisis Penyebab, Dampak Regional, dan Faktor Kerentanan Bangunan
Gempa Myanmar 2025: Tragedi Skala Regional
Pada tanggal 28 Maret 2025, Asia Tenggara dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter yang berpusat di Myanmar. Guncangan dahsyat ini tidak hanya meratakan bangunan di Myanmar, tetapi juga dirasakan hingga ke Thailand, Kamboja, dan India. Di Bangkok, Thailand, sebuah gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dalam pembangunan dilaporkan runtuh. Survei Geologi AS memperkirakan bahwa bencana ini akan mengakibatkan ribuan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang mencapai puluhan miliar dolar.
Besarnya skala gempa ini, menurut para ahli, disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk episenter yang dangkal dan kerentanan infrastruktur di wilayah tersebut. Getaran gempa yang kuat terasa hingga jarak yang sangat jauh karena gelombang seismik bergerak cepat.
Akar Tektonik: Sesar Sagaing dan Sejarah Gempa Bumi di Myanmar
Para ilmuwan menjelaskan bahwa gempa bumi Myanmar disebabkan oleh aktivitas tektonik di sepanjang Sesar Sagaing. Sesar ini merupakan zona patahan aktif yang membentang sekitar 1.200 kilometer dari utara ke selatan melalui Myanmar, dan merupakan bagian dari zona kompleks yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia selama jutaan tahun. Tumbukan ini, yang masih berlangsung hingga saat ini, telah menciptakan Pegunungan Himalaya dan sejumlah besar sesar aktif di wilayah tersebut. Sesar Sagaing merupakan salah satu sesar utama yang mengakomodasi pergerakan relatif antara kedua lempeng tersebut.
Robin Lacassin, seorang ilmuwan gempa dari Institut Fisika Bumi Paris, mengkonfirmasi bahwa data yang ada menunjukkan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh pergeseran di sepanjang Sesar Sagaing. Sesar ini memiliki sejarah panjang menghasilkan gempa bumi besar, termasuk gempa berkekuatan 5,8 skala Richter pada Mei 2023.
Berikut adalah daftar faktor-faktor yang berkontribusi pada besarnya dampak gempa ini:
- Magnitudo Gempa: Kekuatan 7,7 skala Richter menunjukkan pelepasan energi yang sangat besar.
- Kedalaman Hiposenter: Gempa dangkal cenderung menyebabkan kerusakan yang lebih parah di permukaan.
- Lokasi Geografis: Myanmar terletak di zona seismik aktif.
- Kerentanan Bangunan: Kurangnya standar bangunan tahan gempa di banyak wilayah.
Dampak Gelombang Seismik Jarak Jauh
Salah satu aspek yang mengejutkan dari gempa Myanmar adalah jangkauan gelombang seismiknya yang luas. Guncangan dirasakan hingga ribuan kilometer jauhnya, menyebabkan kerusakan di Bangkok dan kota-kota lain di Asia Tenggara. Para ahli menduga bahwa gelombang seismik disalurkan di sepanjang bagian selatan Sesar Sagaing, yang menjelaskan intensitas guncangan di Bangkok.
Faktor Kerentanan dan Mitigasi Bencana
Selain faktor alam, faktor manusia juga memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kerusakan akibat gempa Myanmar. Kurangnya bangunan tahan gempa dan praktik konstruksi yang tidak memadai membuat populasi rentan terhadap efek guncangan yang kuat. Amilcar Carrera-Cevallos menekankan pentingnya menerapkan standar bangunan tahan gempa untuk mengurangi risiko di masa depan. Kejadian ini menyoroti perlunya investasi dalam infrastruktur tahan gempa dan kesiapsiagaan bencana di seluruh wilayah.
Kesimpulan
Gempa Myanmar 2025 menjadi pengingat akan kekuatan dahsyat alam dan perlunya kesiapsiagaan terhadap bencana. Memahami penyebab gempa, dampaknya, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kerentanan akan membantu masyarakat dan pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko di masa depan dan melindungi nyawa serta properti.