Tradisi Pengerupukan Jelang Nyepi Picu Kekhawatiran Pemudik di Bali

Menjelang Hari Raya Nyepi, arus mudik di Bali mengalami peningkatan signifikan, khususnya di jalur utama Denpasar-Gilimanuk dan Terminal Mengwi, Badung. Ribuan pemudik bergegas kembali ke kampung halaman untuk merayakan Nyepi bersama keluarga, namun diiringi kekhawatiran akan terhambatnya perjalanan mereka oleh prosesi pengerupukan, sebuah tradisi pawai ogoh-ogoh yang diadakan sehari sebelum Nyepi.

Kepadatan arus lalu lintas sudah terasa sejak pagi hari. Terminal Mengwi menjadi titik keberangkatan utama bagi para pemudik yang menggunakan transportasi bus. Sementara itu, di sepanjang Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, terlihat antrean kendaraan pribadi dan sepeda motor yang didominasi oleh pemudik dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Kecemasan para pemudik didasari oleh potensi penutupan jalan dan kemacetan parah akibat pawai ogoh-ogoh yang akan digelar di hampir seluruh desa adat di Badung. Pengerupukan biasanya dipusatkan di catus pata atau perempatan jalan, yang seringkali merupakan jalur utama lalu lintas.

Kisah Para Pemudik

Agung, seorang pemudik asal Sidoarjo yang bekerja di Gianyar, mengaku terpaksa mudik di saat-saat terakhir karena baru mendapatkan cuti kerja. Ia memilih berangkat bersama istri dan anak-anaknya menggunakan sepeda motor untuk menghindari potensi keterlambatan jika menggunakan bus.

"Saya kerja di perusahaan WiFi, tinggal di Gianyar. Ya bareng anak-anak, istri naik motor aja biar cepat sampai. Ya nggak apa detik-detik akhir," ujarnya saat ditemui di SPBU Kapal.

Yulianto, pemudik lain asal Jember, juga memilih menggunakan sepeda motor karena khawatir layanan bus akan terganggu saat pengerupukan berlangsung.

"Bukan karena nggak persiapan, tapi lebih ke baru dapat waktu liburnya hari ini, makanya pilih naik motor. Kalau naik bus takut terkendala di jalan, harus jauh-jauh hari pesan tiket," jelasnya.

Imbauan dan Antisipasi dari Pihak Berwenang

Menanggapi situasi ini, Pengawas Terminal Mengwi, Ardhani Nirwesti, mengimbau seluruh Perusahaan Otobus (PO) untuk memberangkatkan armada mereka sebelum pukul 12.00 Wita agar terhindar dari kemacetan akibat pengerupukan.

"Jadi tanggal 28 Maret, kami sudah imbau agar PO bus kalau bisa pukul 12.00 Wita sudah keluar dari terminal, atau di jam itu sudah perjalanan menuju Gilimanuk," kata Ardhani.

Kepala Dinas Perhubungan Badung, Anak Agung Ngurah Rai Yuda Darma, juga mengkonfirmasi bahwa pawai ogoh-ogoh akan berdampak pada sejumlah ruas jalan utama di Badung, termasuk Jalan Denpasar-Gilimanuk. Ia menyarankan masyarakat untuk mencari jalur alternatif atau memilih waktu perjalanan lebih awal.

"Karena itu kami imbau masyarakat mencari jalur alternatif jika bepergian, atau memilih waktu perjalanan lebih awal, tidak di sore atau petang nanti mengingat semua desa adat menggelar pangerupukan," imbaunya.

Tips Bagi Pemudik

Bagi para pemudik yang masih dalam perjalanan menuju atau keluar Bali menjelang Nyepi, berikut beberapa tips yang dapat membantu:

  • Pantau Informasi Lalu Lintas: Gunakan aplikasi peta digital atau media sosial untuk memantau kondisi lalu lintas terkini dan mencari jalur alternatif.
  • Berangkat Lebih Awal: Jika memungkinkan, berangkatlah sebelum siang hari untuk menghindari kepadatan lalu lintas dan potensi penutupan jalan.
  • Siapkan Perbekalan: Bawa cukup makanan dan minuman, terutama jika Anda bepergian dengan anak-anak.
  • Patuhi Petunjuk Petugas: Ikuti arahan dari petugas kepolisian dan dinas perhubungan yang bertugas di lapangan.
  • Hormati Tradisi Lokal: Ingatlah bahwa pengerupukan adalah bagian dari tradisi dan budaya Bali. Bersabar dan hormati prosesi tersebut.

Dengan persiapan yang matang dan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan para pemudik dapat tiba di tujuan dengan selamat dan merayakan Nyepi dengan khidmat.