Kementerian Agama Siap Gelar Sidang Isbat: Penentuan Hari Raya Idul Fitri 1446 H

Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H Digelar Hari Ini

Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag), hari ini akan menyelenggarakan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 Hijriah, yang menandai Hari Raya Idul Fitri 2025. Sidang penting ini akan menjadi penentu bagi umat Muslim di Indonesia mengenai kapan mereka akan merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Rangkaian Acara Sidang Isbat

Sidang isbat akan dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, dengan serangkaian acara yang telah disusun secara sistematis. Rangkaian acara tersebut meliputi:

  • Seminar Posisi Hilal (Pukul 16.30 WIB): Sesi ini terbuka untuk umum dan akan membahas secara ilmiah mengenai posisi hilal, yang menjadi acuan utama dalam penentuan awal bulan Hijriah. Para ahli astronomi akan memberikan penjelasan mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi visibilitas hilal.
  • Pelaksanaan Sidang Isbat (Pukul 18.30 WIB): Sidang isbat merupakan acara inti yang bersifat tertutup untuk umum. Dalam sidang ini, perwakilan dari berbagai organisasi Islam, tokoh masyarakat, dan pakar astronomi akan bermusyawarah untuk menentukan awal bulan Syawal berdasarkan hasil pengamatan hilal dan perhitungan astronomi.
  • Pengumuman Penetapan 1 Syawal 1446 H (Pukul 19.05 WIB): Hasil sidang isbat akan diumumkan secara resmi kepada publik oleh Menteri Agama. Pengumuman ini akan menjadi pedoman bagi seluruh umat Muslim di Indonesia untuk menentukan kapan mereka akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Potensi Kesamaan dengan Muhammadiyah

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, sebelumnya telah menyampaikan bahwa terdapat potensi kesamaan antara hasil sidang isbat dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Hal ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah.

Namun demikian, Menteri Agama menegaskan bahwa kepastian mengenai penetapan 1 Syawal tetap harus menunggu hasil sidang isbat. Sidang isbat akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk hasil pengamatan hilal dari berbagai titik di seluruh Indonesia.

Prediksi BRIN: Hilal Kemungkinan Tidak Terlihat

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, juga memberikan pandangannya mengenai potensi penentuan 1 Syawal 1446 H. Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), Thomas memprediksi bahwa hilal kemungkinan tidak akan terlihat di Indonesia pada saat sidang isbat.

Menurut Thomas, garis tanggal awal Syawal 1446 H berada di wilayah benua Amerika. Hal ini berarti bahwa posisi hilal pada saat matahari terbenam tanggal 29 Maret 2025 masih sangat rendah dan sulit untuk diamati dari wilayah Indonesia.

Jika hilal tidak terlihat, maka menurut kriteria MABIMS, bulan Ramadhan akan digenapkan menjadi 30 hari, dan 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. Meskipun demikian, keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah melalui sidang isbat.

Imbauan untuk Menjaga Persatuan

Meskipun terdapat potensi perbedaan dalam penentuan awal bulan Syawal, diharapkan seluruh umat Muslim di Indonesia dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Perbedaan dalam metode penentuan awal bulan Hijriah merupakan hal yang wajar dan telah terjadi sejak lama. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan tersebut dengan bijak dan saling menghormati.

Sidang isbat diharapkan dapat menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar umat Muslim di Indonesia. Mari kita sambut Hari Raya Idul Fitri dengan hati yang bersih dan penuh sukacita, serta senantiasa menjaga kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat.