Kisah Inspiratif Khaerudin: Mudik Lebaran dengan Motor Listrik, Hemat dan Ramah Lingkungan

Khaerudin Ukir Kenangan Mudik dengan Motor Listrik: Hemat Biaya dan Dukung Lingkungan

Mudik, tradisi tahunan yang dinanti para perantau, selalu menghadirkan cerita unik dan berkesan. Bagi Khaerudin (34), mudik Lebaran kali ini terasa istimewa karena ia menjajal pengalaman baru: menggunakan motor listrik untuk perjalanan jauh menuju kampung halaman di Tulungagung, Jawa Timur.

Setelah bertahun-tahun setia dengan motor berbahan bakar minyak, Khaerudin memutuskan beralih ke motor listrik. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Selain didorong oleh keinginan untuk lebih ramah lingkungan, Khaerudin juga tergiur dengan potensi penghematan biaya yang ditawarkan motor listrik.

"Saya dari Indramayu mau mudik ke Tulungagung, tahun ini pakai motor listrik," ungkap Khaerudin saat ditemui di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Cirebon, Jumat (28/3/2025). Perjalanan ini bukan sekadar mudik biasa, melainkan sebuah pembuktian bahwa kendaraan listrik dapat diandalkan untuk perjalanan jarak jauh.

Strategi dan Perencanaan Matang

Khaerudin menyadari betul tantangan utama mudik dengan motor listrik, yaitu ketersediaan SPKLU. Namun, ia tidak gentar. Dengan perencanaan matang dan memanfaatkan informasi lokasi SPKLU yang semakin mudah diakses, Khaerudin merasa percaya diri.

"Saya di sini sudah sejam, butuh dua jam lagi untuk mengisi baterai sampai penuh 100 persen," jelasnya saat menunggu pengisian daya. Dengan baterai penuh, motor listrik Khaerudin mampu menempuh jarak hingga 120 km. Ia telah menyusun rute perjalanan dengan memperhitungkan lokasi SPKLU di sepanjang jalan, termasuk titik pengisian daya setelah melewati Tegal. "Saya enggak khawatir kehabisan baterai karena sudah tahu di mana saja SPKLU tersedia," imbuhnya.

Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan

Salah satu daya tarik utama motor listrik bagi Khaerudin adalah potensi penghematan biaya. Berdasarkan perhitungannya, 1 kWh daya mampu menempuh jarak 40 km dengan biaya listrik hanya Rp1.500 per kWh. "Kalau dihitung-hitung, jauh lebih irit dibanding motor bensin. Selain itu, lebih nyaman karena suara lebih halus dan enggak ada polusi," ujarnya.

Khaerudin merasa bangga dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas buang. Mudik perdana dengan motor listrik ini menjadi pengalaman berharga yang membuka mata akan potensi kendaraan listrik sebagai solusi transportasi masa depan. "Semoga ke depan makin banyak pemudik yang pakai kendaraan listrik, biar perjalanan lebih nyaman dan udara lebih bersih," harapnya.

Pesan Inspiratif

Kisah Khaerudin menjadi inspirasi bagi para pemudik lainnya. Dengan perencanaan yang baik dan memanfaatkan infrastruktur yang semakin memadai, mudik dengan motor listrik bukan lagi sekadar impian. Selain hemat biaya dan ramah lingkungan, pengalaman mudik dengan motor listrik juga memberikan sensasi berkendara yang berbeda dan menyenangkan.

Pengalaman Khaerudin ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik bukan hanya alternatif transportasi, tetapi juga solusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Kisah ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pilihan transportasi sehari-hari maupun untuk perjalanan jauh seperti mudik Lebaran.

Keunggulan Mudik dengan Motor Listrik:

  • Hemat Biaya: Biaya operasional lebih rendah dibandingkan motor konvensional.
  • Ramah Lingkungan: Mengurangi emisi gas buang dan polusi udara.
  • Nyaman: Suara mesin lebih halus dan minim getaran.
  • Praktis: Pengisian daya semakin mudah diakses di berbagai lokasi.

Dengan semakin berkembangnya infrastruktur pengisian daya dan semakin banyaknya pilihan model motor listrik, mudik ramah lingkungan bukan lagi menjadi wacana, tetapi sudah menjadi kenyataan.