Harmoni Surabaya: Pawai Ogoh-Ogoh Semarakkan Kenjeran di Tengah Bulan Ramadan
Pawai Ogoh-Ogoh di Kenjeran: Simbol Toleransi dan Meriahkan Ramadan di Surabaya
Surabaya kembali menjadi saksi indahnya toleransi dan keberagaman budaya. Pada Jumat (28/3/2025), Pura Segara Kenjeran menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Pawai Seni Ogoh-Ogoh yang meriah. Acara ini menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan 1446H/2025M, menciptakan suasana yang unik dan penuh harmoni.
Pawai yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya ini merupakan bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947/2025. Ribuan umat Hindu dari berbagai penjuru Surabaya, serta masyarakat umum dari berbagai latar belakang, turut serta dalam kemeriahan acara ini. Pawai ini bukan hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi tontonan menarik yang menyedot perhatian warga Surabaya, bahkan menjadi ajang ngabuburit yang unik menjelang waktu berbuka puasa.
UMKM Lokal Meramaikan dengan Takjil
Di sekitar lokasi pawai, puluhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjajakan berbagai menu takjil untuk memanjakan para pengunjung Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Jus kurma, es buah segar, gorengan renyah, dan roti bakar menjadi primadona di antara beragam pilihan takjil yang ditawarkan. Suasana semakin hidup dengan aroma menggoda dari berbagai jajanan tradisional.
Meski demikian, beberapa pelaku UMKM merasakan tantangan tersendiri. Penurunan daya beli menjadi perhatian utama, mengingat banyak pengunjung yang berpuasa dan mendekati Hari Raya Idul Fitri. Daik, salah seorang perwakilan UMKM, mengungkapkan bahwa jumlah UMKM yang berpartisipasi tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. "Tahun lalu, setiap UMKM bisa memperoleh lebih dari Rp1 juta. Namun, tahun ini bahkan tidak sampai setengahnya," ujarnya.
Meski omzet menurun, semangat para pelaku UMKM tetap membara. Mereka menyadari pentingnya membangun branding produk agar pembeli melakukan repeat order. Daik pun berpesan kepada rekan-rekannya sesama pelaku UMKM untuk tetap semangat, apapun kondisinya.
Pengalaman Unik Ngabuburit Bersama Ogoh-Ogoh
Ria, seorang warga Surabaya, mengaku sengaja datang ke Kenjeran untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh sambil menunggu waktu berbuka puasa. Baginya, menyaksikan pawai ogoh-ogoh telah menjadi tradisi tahunan, terutama karena ibunya berasal dari Bali. "Sudah sering karena ibu saya aslinya orang Bali, cuma sudah mualaf, jadi setiap tahun selalu nonton," ungkapnya.
Ria menambahkan bahwa pawai tahun ini terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan bulan Ramadan dan lokasi yang lebih nyaman. "Lebih enak di sini karena lebih sejuk, kalau tahun lalu di Balai Kota panas banget," ujarnya.
Pawai dan Harapan
Pawai ogoh-ogoh dimulai pada pukul 14.30 WIB dari Pura Segara Kenjeran, melintasi jalan-jalan utama di sekitar Kenjeran, sebelum kembali ke lokasi semula. Ribuan umat Hindu dengan khidmat mengarak tiga ogoh-ogoh berukuran besar, yang menjadi simbol kekuatan jahat yang harus diusir.
Ketua PHDI Kota Surabaya, Ketut Gotra Astika, menjelaskan bahwa pawai ini merupakan bagian dari serangkaian acara menyambut Hari Raya Nyepi. "Tema tahun ini adalah manawasewa madawasewa menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya, menekankan pentingnya pelayanan kepada sesama dan alam semesta dalam mewujudkan Indonesia Emas.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Surabaya, menyampaikan harapannya agar pawai ogoh-ogoh tahun depan dapat kembali digelar di Balai Kota Surabaya. Tujuannya agar seluruh elemen masyarakat dapat merasakan kemeriahan dan keindahan acara ini, sekaligus mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.
Daftar Menu Takjil yang Dijajakan:
- Jus Kurma
- Es Buah Segar
- Gorengan
- Roti Bakar